Sukses

Walmart Naikkan Gaji 565 Ribu Pekerjanya

Walmart telah menaikkan gaji untuk sekitar 1,2 juta mitra per jam di toko-toko di Amerika Serikat (AS).

Liputan6.com, Jakarta - Walmart akan menaikkan gaji 565 ribu lebih karyawannya. Presiden dan CEO Walmart AS, John Furner mengatakan, mulai 25 September mitra yang bekerja di bagian depan toko, unit makanan dan barang dagangan umum akan mendapatkan kenaikan setidaknya USD 1 atau sekitar Rp 14.251 per jam.

Furner mencatat, kebijakan ini adalah kenaikan ketiga kalinya dalam 12 bulan terakhir.  "Selama setahun terakhir, kami telah menaikkan gaji untuk sekitar 1,2 juta mitra per jam di toko-toko kami di AS, meningkatkan upah rata-rata per jam kami di AS menjadi USD 16,40," kata Furner.

Dilansir dari CNN, Sabtu (4/9/2021), gaji rata-rata Walmart saat ini untuk mitra adalah USD 15,25. Besaran itu lebih tinggi dibandingkan yang diberikan ritel lain. Seperti raksasa toko obat CVS (CVS), telah menaikkan upah minimum menjadi USD 15 per jam.

Ada seruan yang berkembang di antara beberapa anggota Kongres untuk menjadikan tingkat upah minimum USD 15 sebagai undang-undang yang diamanatkan federal.

Presiden AS Joe Biden juga baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meningkatkan gaji bagi pekerja federal. Dan semua ini terjadi pada saat banyak orang Amerika Serikat membutuhkan gaji yang lebih besar untuk menghadapi kenaikan biaya makanan dan tekanan inflasi lainnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Walmart hingga Amazon Jadi Penyumbang Polusi

Sebelumnya, 15 perusahaan terbesar termasuk Walmart, Target hingga Amazon telah menghasilkan polusi iklim seiring pengiriman luar negeri ke Amerika Serikat. Hal itu berdasarkan laporan terbaru dari Pacific Environment dan Stand.earth

Raksasa ritel seperti Walmart, Target, Home Depot, Ikea, Amazon, dan Nike bahkan masuk di antara pencemar terburuk. Walmart berada di posisi pertama daftar, menghasilkan lebih banyak gas rumah kaca daripada pembangkit batu bara dalam setahun.

"Benar-benar belum ada penyelidikan terhadap pilar portofolio emisi perusahaan ini," ujar Madeline Rose, penulis utama laporan tersebut, dilansir dari Business Insider, 21 JHuli 2021.

Warga Amerika Serikat sekarang membeli begitu banyak barang impor sehingga perusahaan pelayaran berlomba untuk membangun lebih banyak kapal dan perusahaan atau merek itu membayar sepuluh kali lipat harga pengiriman biasa.

Studi ini menghitung emisi gas rumah kaca dan polusi udara yang dikeluarkan oleh 15 ritel saat mengimpor barang dari luar negeri ke AS.

Peneliti melacak kapal kargo yang digunakan oleh masing-masing perusahaan sebagai cara untuk prediksi konsumsi bahan bakar dan emisi. Hasilnya tidak termasuk kembalinya kapal kargo, yang berarti polusi mungkin bahkan lebih parah daripada yang ditemukan dalam penelitian.