Sukses

China Bakal Bangun Bursa Efek di Beijing

Presiden China Xi Jinping mengumumkan, bursa efek yang berbasis di Beijing pada pameran perdagangan internasional.

Liputan6.com, Hong Kong - China akan mendirikan bursa efek baru di Beijing sehingga memberikan pengaruhi lebih besar kepada ibu kota dan pusat politik negara itu di bisnis dan keuangan.

Presiden China Xi Jinping mengumumkan, bursa efek yang berbasis di Beijing pada pameran perdagangan internasional pada Kamis, 2 September 2021. Ia menuturkan ingin meciptakan tempat untuk bisnis yang “berorientasi layanan” dan “inovatif”. Dia tidak mengatakan, kapan bursa saham akan dibangun.

China memiliki dua bursa saham antara lain di Shanghai dan Shenzhen. Lokasi ini jauh dari Beijing. Bursa Efek Shanghai yang didirikan pada 1990, menampung sebagian besar perusahaan kapitalisasi besar termasuk perusahaan milik negara, bank dan perusahaan energi.

Bursa Efek Shenzhen memiliki proporsi perusahaan teknologi, perusahaan kecil dan menengah lebih besar. Ada juga Bursa Efek Hong Kong, tetapi tunduk pada sistem hukum dan peraturannya sendiri serta bebas dari kontrol Beijing.

Langkah ini dilakukan ketika tindakan keras pemerintah China terhadap perusahaan swasta besar semakin intensif. Beijing telah bekerja selama hampir satu tahun untuk mengendalikan kekuatan dan pengaruhnya.

Hal tersebut juga diumumkan saat perusahaan China menghadapi rintangan regulasi ketika mencoba mengumpulkan dana di Amerika Serikat.

Tekanan datang dari otoritas China yang semakin kesal dengan perusahaan teknologi yang go public di luar negeri karena kekhawatiran tentang apakah mereka dapat memberikan akses kepada pemerintah asing ke data pengguna yang sensitif. Demikian mengutip laman CNN, Senin (6/9/2021).

Sementara itu, regulator Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan pengawasan terhadap penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) China dan membutuhkan pengungkapan lebih ketat tentang potensi risiko.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Presiden Xi Jinping Inisiatif Umumkan Inisiatif Bangun Bursa Efek

Ini juga kedua kalinya Xi Jinping secara pribadi mengumumkan inisiatif pasar saham. Pada 2018, ketika perang dagang Amerika Serikat dan China berkecamuk, ia meluncurkan dewan yang fokus pada teknologi untuk perusahaan rintisan di Bursa Efek Shanghai.

Penciptaan the Star Market dimaksudkan untuk menyalurkan investasi ke perusahaan-perusahaan teknologi China membantu negara itu mendapatkan keunggulan dalam persaingannya dengan Barat terutama teknologi.

Sejak itu, lebih dari 300 perusahaan teknologi yang tercatat di dewan memiliki kapitalisasi pasar lebih dari 4,7 triliun yuan atau USD 728 miliar. Jumlah itu setara Rp 10.384 triliun (asumsi kurs Rp 14.263 per dolar AS).

Pemerintah juga menetapkan sistem over the counter (OTC) di Beijing pada 2013 untuk perdagangan saham perusahaan yang tidak terdaftar di Shanghai dan Shenzhen. Ini disebut National Equities Exchange and Quoations (NEEQ) dan secara luas dikenal sebagai dewan ketiga baru di China.

Namun, NEEQ telah tertinggal di belakang pasar Shanghai dan Shenzhen dalam beberapa tahun terakhir, menyusut dalam ukuran dan likuiditas. Xi Jinping berjanji untuk reformasi sistem NEEQ.

3 dari 3 halaman

Meningkatkan Transparansi

Komisi Regulasi Sekuritas China (CSRC), regulator sekuritas utama di negara itu menjelaskan bursa saham Beijing yang baru akan dibangun di atas NEEQ. Perusahaan terpilih dari NEEQ dapat memenuhi syarat untuk mencatatkan saham di bursa Beijing.

CSRC juga mengatakan, bursa Beijing akan melengkapi bursa saham Shanghai dan Shenzhen dan fokus untuk melayani usaha kecil dan menengah yang “inovatif”.

Sistem IPO berbasis registrasi diujicobakan China di Shanghai pada dua tahun lalu akan diterapkan pada perusahaan yang ingin mendaftar di bursa baru juga.

Sistem itu mengharuskan perusahaan untuk membuat lebih banyak pengungkapan tentang operasinya. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan transparansi pasar dan mengurangi tinjauan peraturan panjang untuk IPO.