Liputan6.com, Jakarta - PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) belum akan menambah akuisisi lahan hingga 2022. Perseroan menyatakan akan mengelola keuangan dengan hati-hati seiring pandemi COVID-19.
Head of Investor Relation PT Duta Pertiwi Tbk, Christy Grassella menuturkan, pihaknya memiliki perencanaan land bank yang sudah sangat matang. Selain itu, perseroan juga masih memiliki tanah cukup luas di sejumlah portofolio perseroan antara lain di Kota Wisata dan Grand Wisata.
Baca Juga
"Land bank 530 hektar di Grand Wisata, 100 hektar di Kota Wisata itu, itu hampir 700 hektar. Di seputar Kota Wisata kami juga sudah memiliki beberapa lokasi, di Kota Wisata 130 hektar. Total land bank size 1.000 hektar sudah dikuasi dan dibayar lunas,” kata dia dalam public expose live 2021, Selasa (7/9/2021).
Advertisement
Ia menuturkan, pada kondisi pandemi COVID-19 yang memasuki tahun kedua, pihaknya ingin tetap kelola keuangan dengan sangat hati-hati. Oleh karena itu, ekspansi lahan belum menjadi prioritas.
"Untuk ekspansi tanah kalau tak ada urgensi untuk dibebaskan, kami lebih memilih pending dulu. Dilaksanakan kalau kondisi lebih baik dari tahun ini,” kata dia.
Perseroan menyatakan belum ada target lokasi untuk tambahan lahan. Kecuali lahan di sekitar Kota Wisata.
"Belum ada lokasi baru, tahun depan juga tidak. Daerah sekitar Kota Wisata kalau ada kesempatan ingin tawarkan terbuka untuk diskusi,” tutur dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Proyek Perseroan
PT Duta Pertiwi Tbk juga sedang membangun proyek Southgate di kawasan TB Simatupang. Perseoran membangun apartemen dan mal. Adapun pada proyek tersebut termasuk Aeon Mall yang akan beroperasi pada 2021, dan paling lambat 2022 tergantung kondisi pandemi COVID-19. Nilai bangunan yang sedang dikontruksi itu senilai Rp 875,26 miliar.
"Di Grand Wisata, kami juga bekerja sama dengan Kawan Lama grup membangun mal. Mal itu menurut pendapat kami akan dapat menjadi daya tarik baru. Fasilitas baru sehingga bisa dorong kegiatan residensial dan penjualan,” kata dia.
Ia menambahkan, pihaknya juga masih mengembangkan Aerium. Nilai bangunan Aerium Rp 442,28 miliar. “Aerium kami masih kembangkan terus. Apartemen belum pulih dalam lima tahun ini. Usaha marketing kami dorong sehingga delivery apa yang kami targetkan meski time line mundur,” tutur dia.
Perseroan mencatat pendapatan usaha sebesar Rp701,27 miliar pada semester I 2021. Realisasi pendapatan itu mendekati angka tahun lalu Rp717,76 miliar. Pendapatan konsolidasian ini bersumber dari lima segmen pendapatan antara lain penjualan tanah, rumah tinggal dan ruko. Kemudian sewa, hotel, arena rekreasi dan lain-lain.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak sebesar 81,37 persen menjadi Rp285,44 miliar dibandingkan pencapaian tahun lalu (yoy) sebesar Rp157,38 miliar.
Advertisement