Liputan6.com, Jakarta - Lima emiten atau perusahaan tercatat Indonesia masuk dalam daftar Forbes Asia’s Best Under a Billlion 2021. Salah satunya PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (12/9/2021), Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menuturkan, pencapaian ini merupakan hasil dari kerja keras dari seluruh insan Prodia, dukungan dan kepercayaan dari para pemangku kepentingan.
Baca Juga
“Kami terus berupaya untuk mencatat pertumbuhan kinerja agar Prodia dapat selalu memberikan nilai tambah dan imbal hasil yang optimal bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan kami,” ujar dia.
Advertisement
Ia optimistis bisnis Prodia dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dan berkontribusi. Forbes Asia’s Best Under a Billion 2021 termasuk daftar yang membuat 200 perusahaan terbaik di Asia Pasifik dengan kategori pendapatan di atas USD 10 juta atau sekitar Rp 142,53 miliar dan di bawah USD 1 miliar atau Rp 14 triliun.
Kriteria yang ditetapkan oleh Forbes Asia dalam memilih perusahaan di Asia Pasifik untuk daftar tersebut di antaranya pertumbuhan earning per shares (EPS) dan return on equity (ROE), pendapatan, dan kinerja non-keuangan seperti tata kelola perusahaan.
Forbes Asia menyeleksi daftar tersebut dari 20.000 perusahaan yang berada di wilayah Asia Pasifik. Perusahaan yang termasuk dalam daftar Forbes Asia’s Best Under a Billion 2021 tersebut dapat dikategorikan sebagai perusahaan kelas menengah dengan kinerja keberlanjutan jangka panjang.
Terdapat lima perusahaan Indonesia yang berhasil masuk dalam daftar Forbes Asia’s Best Under a Billion 2021 yaitu PT Prodia Widyahusada Tbk, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk, PT Medikaloka Hermina Tbk, PT Sido Muncul Tbk, dan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Prodia pada Semester I 2021
Pada semester I 2021, Prodia mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 88,4 persen menjadi Rp 1,2 triliun dan laba bersih Rp 301,02 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Pada Semester I 2021, Perseroan telah melayani lebih dari 8 juta pemeriksaan kesehatan yang terdiri dari tes genomik, tes rutin, tes COVID-19, dan pemeriksaan kesehatan lainnya. Kontribusi pendapatan Prodia didominasi lebih dari 80 persen oleh tes non-covid yaitu tes genomik dan tes rutin.
Hal ini sejalan dengan komitmen Prodia untuk mempromosikan konsep pengelolaan kesehatan (personalized medicine) sehingga seseorang dapat memprediksi risiko penyakit berdasarkan kondisi gennya masing-masing. Margin laba bersih dan margin EBITDA masing-masing meningkat menjadi sebesar 24,3 persen dan 35,9 persen.
Perseroan membukukan rasio lancar sebesar 663,1 persen dan rasio cepat sebesar 638,4 persen. Rasio keuangan ini juga mencerminkan neraca Prodia yang juga semakin menguat. Total aset Perseroan pada semester I 2021 tercatat meningkat menjadi Rp 2,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
Total Ekuitas naik menjadi sebesar Rp 1,93 triliun dibandingkan tahun 2020 yang mencapai Rp 1,78 triliun. Dari sisi arus kas, Perseroan berhasil mempertahankan arus kas bersih dari aktivitas operasi dalam posisi surplus di semester I 2021 menjadi sebesar Rp 378,20 miliar atau meningkat sebesar 188,98 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020.
Advertisement
Mark Dynamics Indonesia
PT Mark Dynamics Indonesia juga masuk dalam daftar Forbes Asia’s Best 200 Under a Billion Dalam keterangan tertulis, Presiden Direktur MARK, Ridwan Goh menyampaikan kinerja positif membuat Perseroan mampu bersaing di tingkat global dan menjadi pilihan dari majalah Forbes.
"Hal ini tidak terlepas dari kerja keras manajemen maupun karyawan pada masa sulit selama pandemi COVID-19," ujar Ridwan Goh.
Perseroan menyatakan akan terus berkomitmen untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder . MARK semakin optimistis untuk bisa lebih baik lagi dan membawa nama Indonesia di pasar global.
PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK), emiten yang bergerak dalam pembuatan produk porselen cetakan sarung tangan yang akan digunakan untuk medis, rumah tangga dan industri manufaktur. Perseroan ini berdomisili di Kawasan Industri Medan Star, Deli Serdang Sumatera Utara .
Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 472,2 miliar pada kuartal II 2021 yang meningkat 145 persen jika dibandingkan dengan kuartal II 2020 sebesar Rp 192,6 miliar dan laba bersih sebesar Rp 155,2 miliar.
Realisasi pencapaian itu meningkat cukup signifikan yaitu 200 persen dibanding kuartal II 2020 yang sebesar Rp 51,7 miliar. Perseroan juga optimistis target penjualan 2021 sebesar Rp 1 triliun dengan profit bersih sebesar Rp 300 miliar akan tercapai.