Sukses

Pefindo Beri Summarecon Agung Peringkat idA dengan Prospek Stabil

Pefindo juga menetapkan peringkat idA untuk tiga obligasi PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Liputan6.com, Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menetapkan peringkat idA untuk PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Dalam keterbukaan informasi Bursa, Pefindo menjelaskan outlook atas peringkat Summarecon Agung tersebut adalah stabil.

"Prospek atas peringkat perusahaan adalah ‘stabil’,” demikian dikutip dari laporan Pefindo, Selasa (14/9/2021).

Pefindo juga menetapkan peringkat idA untuk tiga obligasi Perseroan, antara lain; Obligasi Berkelanjutan III Summarecon Agung Tahap II Tahun 2019 Seri A dengan jumlah pokok Rp 500 juta yang jatuh tempo pada 10 Oktober 2022.

Kemudiaan Obligasi Berkelanjutan III Summarecon Agung Tahap II Tahun 2019 Seri B dengan jumlah pokok Rp 200 juta dan jatuh tempo pada 10 Oktober 2024. Serta Obligasi Berkelanjutan III Summarecon Agung Tahap I Tahun 2018 dengan jumlah pokok Rp 416 juta yang jatuh tempo pada 6 Desember 2021. Outlook dari ketiga oliasi tersebut stabil.

Perusahaan berencana melunasi Obligasi menggunakan dana hasil aksi korporasi di Juni 2021. Pada 30 Juni 2021, perusahaan memiliki saldo kas dan setara kas sebesar Rp 2,8 triliun.

Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.

Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi.

Peringkat mencerminkan posisi pasar SMRA yang kuat di dalam industri properti, kualitas aset yang baik, dan pendapatan berulang yang cukup.

Namun, peringkat dibatasi oleh leverage keuangan yang moderat dan perlindungan arus kas yang cukup, risiko pengembangan proyek baru di area baru, dan karakteristik industri properti yang sensitif terhadap perubahan kondisi makroekonomi.

"Peringkat dapat dinaikkan jika SMRA secara konsisten mencapai target marketing sales, pendapatan, dan EBITDA. Pencapaian tersebut juga harus disertai oleh leverage keuangan yang lebih konservatif,” lanjut Pefindo.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Catatan Pefindo

Sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika perusahaan membukukan marketing sales yang lebih rendah dari target serta progres penyelesaian pembangunan properti yang lebih lama dari perkiraan. Sehingga dapat menyebabkan pengakuan pendapatan yang tidak mencapai target.

Peringkat juga dapat berada di bawah tekanan jika utang perusahaan lebih besar dari proyeksi, yang mengakibatkan struktur permodalan yang lebih agresif.

"Kami juga dapat menurunkan peringkat jika pandemi Covid-19 yang berkepanjangan mempengaruhi kinerja bisnis SMRA secara signifikan karena segmen properti sangat berkorelasi dengan kondisi ekonomi," tulis perseroan.

SMRA bergerak di bidang properti yang diklasifikasikan menjadi tiga divisi. antara lain; pengembangan properti, properti investasi, serta leisure dan hospitality. Proyek properti utama berlokasi di Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung, Karawang, Makassar dan Bogor.

Per 30 Juni 2021, pemegang saham Perusahaan terdiri dari PT Semarop Agung (33,78 persen), PT Sinarmegah Jayasentosa (5,92 persen), Liliawati Rahardjo (0,93 persen), Harto Djojo Nagaria (0,14 persen), dan publik (59,23 persen).

Pada penutupan perdagangan Selasa, saham SMRA stagnan Rp 865 per saham. Saham SMRA dibuka naik lima poin ke posisi Rp 870 per saham.

Saham SMRA berada di level tertinggi Rp 880 dan terendah Rp 850 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.761 kali dengan volume perdagangan 356.185. Nilai transaksi Rp 30,8 miliar.