Liputan6.com, Jakarta - PT Global Digital Niaga atau lebih dikenal dengan Blibli.com telah teken perjanjian pengikatan pembelian saham dalam PT Supra Boga Lestari Tbk dengan tujuh pihak pada 15 September 2021.
Pihak-pihak tersebut antara lain PT Wijaya Sumber Sejahtera, PT Prima Rasa Inti, PT Gunaprima Karyaperkasa, PT Ekaputri Mandiri, Dr David Kusumodjojo, Suharno Kusumodjojo dan Harman Siswanto. Jumlah saham RANC yang akan diambil alih sebesar 797.888.628 saham atau setara 51 persen dari total modal ditempatkan dan disetor PT Supra Boga Lestari Tbk. Adapun nilai transaksi belum disebutkan dalam pengumuman tersebut.
Baca Juga
Dengan jumlah tersebut, Blibli kemungkinan backdoor listing. Yakni aksi akuisisi oleh perusahaan non publik kepada perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa. Perusahaan non-publik menjadi pengendali perusahaan terbuka tanpa melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Advertisement
Terkait hal itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia meyakini pihak-pihak terkait telah melakukan pertimbangan bisnis dengan matang. Sehingga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pihak-pihak bersangkutan.
"Harapan kami tentunya, corporate action tersebut dapat memberi dampak baik bagi peningkatan value perusahaan dan juga bagi perkembangan pasar modal Indonesia,” kata dia kepada awak media, Jumat (17/9/2021).
Nyoman mengatakan, BEI saat ini memang tidak mengatur secara khusus mengenai backdoor listing. Namun, suatu Perusahaan Terbuka dapat diambil alih oleh perusahaan lain dan dalam rangka pengambilalihan Perusahaan Tercatat tersebut perlu diperhatikan ketentuan yang terkait.
Mengacu pada POJK No.9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, Pengendali adalah pihak yang baik langsung maupun tidak langsung memiliki lebih dari 50 persen saham perusahaan atau mempunyai kemampuan untuk menentukan, baik langsung maupun tidak langsung dengan cara apapun pengelolaan dan/atau kebijakan perusahaan. Sementara pengambilalihan adalah tindakan baik langsung maupun tidak langsung yang mengakibatkan perubahan pengendali.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Blibli Bakal Akuisisi 51 Persen Saham Supra Boga Lestari
Sebelumnya, PT Global Digital Niaga atau lebih dikenal dengan nama Blibli.com berupaya mempercepat pengembangan dan perluasan ekosistem bisnis sebagai perusahaan e-commerce terkemuka di Indonesia. Salah satu langkah dilakukan dengan akuisisi 51 persen saham PT Supra Boga Lestari Tbk/SBL (RANC), pengelola gerai Ranch Market.
Demikian mengutip dari keterangan perseroan di salah satu media massa cetak, Kamis, 16 September 2021.
"Kami telah melakukan penandatanganan Perjanjian Pengikatan Pembelian Saham (PPPS) dalam PT Supra Boga Lestari Tbk (SBL)," ujar CEO dan Co-Founder Blibli Kusumo Martanto, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis pekan ini.
Ia menambahkan, bagi perseroan, formula terpenting menjalankan bisnis adalah kualitas layanan, inovasi dan kolaborasi.
“Diperkuat dengan ekosistem teknologi bisnis menyeluruh yang mencakup B2C, B2B, B2B2C, dan B2G, Blibli terus fokus membangun kepercayaan, memberikan pengalaman ritel terbaik, memastikan pemenuhan kebutuhan pelanggan, memberdayakan mitra bisnis, dan menciptakan inovasi solusi nyata," ujar dia.
PT Global Digital Niaga teken perjanjian pengikatan pembelian saham dalam PT Supra Boga Lestari Tbk dengan tujuh pihak pada 15 September 2021. Jumlah saham RANC yang akan diambilalih sebesar 797.888.628 saham atau setara 51 persen dari total modal ditempatkan dan disetor PT Supra Boga Lestari Tbk. Adapun nilai transaksi belum disebutkan dalam pengumuman tersebut.
Ia menuturkan, rencana strategis ini sejalan dengan langkah Blibli menumbuhkan bisnis yang sudah solid dengan menjadi solusi bagi seluruh pemangku kepentingan yang ada di dalam ekosistem Blibli.
"Blibli yakin dengan reputasi, kinerja dan potensi SBL yang positif, semakin memantapkan peluang dalam membesarkan pangsa pasar yang akhirnya memacu pertumbuhan bisnis kedua pihak,” tutur dia.
Advertisement