Liputan6.com, Jakarta - Investasi di pasar modal menjanjikan keuntungan menarik. Namun, jika salah langkah, harga saham yang anjlok bisa menjadi pukulan telak dan bisa menghancurkan kondisi finansial seorang investor. Untuk memitigasi risiko tersebut, investor dianjurkan untuk cermat dalam menyusun portofolio sahamnya.
Lebih dari lima tahun berkecimpung di pasar modal, Co-Founder & Chief Marketing Officer Ternak Uang Timothy Ronald berbagi tips untuk menyusun portofolio di pasar modal agar dapat cuan. Pertama, ia mengatakan investor tidak harus selalu mengikuti teori.
Baca Juga
Bagi seseorang yang baru akan memulai terjun di pasar modal, sudah menjadi hal yang wajar apabila langkah mereka berpijak pada teori-teori dalam dunia saham.
Advertisement
Akan tetapi, pasar modal yang fluktuatif membentuk kondisi yang terkadang jauh dari gambaran-gambaran dalam buku. Namun, ia menilai tipe investor memiliki toleransi risiko dan preferensi yang berbeda, sehingga akan berbeda pula komposisi investasi.
"Mengacu pada teori, kalian bisa menggunakan standar deviasi. Kalau ditanya secara gamblang, berdasarkan risiko dan deviasi adalah 30 saham. Tapi apakah ini applicable bagi semua orang? Apakah harus dipaksakan? Tidak" kata dia, dikutip Sabtu (18/9/2021).
Kedua, yakni tujuan investasi. Setiap orang memiliki alasan tersendiri untuk terjun di pasar modal. Alasan inilah yang nantinya akan mempengaruhi strategi orang tersebut ketika berinvestasi di pasar modal. Dengan karakternya yang cukup agresif, Timothy yang saat ini berusia 20 tahun, memiliki tiga portfolio.
“Tapi hal ini tidak bisa diaplikasikan pada semua orang. Cara ini memang high return, tapi high risk juga. Pertanyaannya, apakah ini cara ini cocok untuk semua orang? Tidak. Orang lain yang misalnya sudah punya anak, keluarga, atau tanggungan lainnya tidak akan cocok," kata Timothy.
Oleh karena itu, Timothy mengingatkan agar calon investor mengetahui alasan kenapa dirinya terjun di pasar modal.
"Kalau ingin membangun kekayaan, maka pilih konsentrasi. Tapi jika ingin mempertahankan kekayaan, pakai cara diversifikasi," paparnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Alokasi Saham
Terakhir, yang tak kalah penting yakni alokasi saham. Ketika dua poin sebelumnya telah dipenuhi, pertarungan yang sebenarnya baru akan dimulai, yaitu investor harus mengalokasikan dana di pasar modal? .
"75 persen saham, 25 persen obligasi. Itu teorinya. Tapi kalau saya pribadi, 70 persen saham dan 30 persennya cash. Kenapa di cash? Ini ibarat dana siaga seandainya harga saham anjlok," ungkap Timothy.
Sedangkan untuk komposisi sahamnya, lanjut Timothy, 50 persen dipakai untuk saham-saham populer yang punya nama dan 20 persen lainnya bisa dialokasikan untuk 2 saham yang diyakini punya prospek bagus. Jadi secara keseluruhan, ia tetap berpijak pada 3 portofolio saham.
"Dengan stocks tiga portofolio saham, saya berhasil mendapatkan return jauh di atas IHSG. Apakah akan seterusnya di tiga portfolio? Tidak. Mungkin 10-15 tahun akan berubah. Tapi yang pasti, 30 persen dana investasi saya akan tetap di cash," pungkasnya.
Advertisement