Liputan6.com, Jakarta - Saham Evergrande anjlok 19 persen ke posisi terendah dalam 11 tahun. Saham Evergrande melanjutkan koreksi seiring investor menilai prospek bisnis yang suram karena semakin dekat dengan tenggat waktu untuk kewajiban pembayaran utang pekan ini.
Jelang siang, saham Evergrande sentuh HKUSDD 2,06, level terendah sejak Mei 2010. Unit manajemen properti turun lebih dari 12 persen, sementara unit mobil listriknya anjlok 8 persen.
Baca Juga
Perusahaan film streaming Hengten Net yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Evergrande anjlok 14 persen. Demikian mengutip dari laman Channel News Asia, Senin (20/9/2021).
Advertisement
Evergrande telah berebut untuk mengumpulkan dana untuk membayar banyak pemberi pinjaman, pemasok dan investor seiring kewajiban USD 305 miliar atau sekitar Rp 4.344 triliun (asumsi kurs Rp 14.244 per dolar AS). Kewajiban itu memicu risiko lebih luas untuk sistem keuangan negara jika tidak stabil.
Salah satu pemberi pinjaman utama Evergrande telah membuat penyisihan kerugian atas sebagian pinjamannya kepada pengembang. Kepada Reuter, empat eksekutif mengatakan, beberapa kredit berencana berikan lebih banyak waktu untuk membayar.
Pengembang mengatakan telah mulai membayar investor dalam produk wealth management dengan properti. Pembuat kebijakan menyampaikan pemberi pinjaman utama Evergrande memperpanjang pembayaran bunga atau pinjaman rollover. Sebagian besar pengamat menilai, bailout langsung dari pemerintah tidak mungkin.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pembayaran Bunga
Evergrande akan membayar bunga USD 83,5 juta atau sekitar Rp 1,18 triliun (asumsi kurs rupiah 14.240 per dolar AS) pada 23 September 2021 untuk obligasi yang jatuh tempo Maret 2022. Â Evergrande memiliki pembayaran bunga USD 47,5 juta lainnya yang jatuh tempo pada 29 September untuk obligasi Maret 2024.
Dua obligasi akan gagal bayar jika Evergrande gagal melunasi bunga dalam waktu 30 hari dari tanggal pembayaran yang dijadwalkan. Dalam skenario default apa pun, Evergrande perlu restrukturisasi obligasi, tetapi analis memperkirakan rasio pemulihan rendah bagi investor.
Goldman Sachs mengatakan, Evergrande memiliki obligasi dolar AS yang diterbitkan perusahaan induk dan SPAC, pemulihan dalam restrukturisasi potensial dapat berbeda antara dua set obligasi. Setiap proses restrukturisasi potensial dapat diperpanjang.
Â
Advertisement