Liputan6.com, Jakarta - Hasil rapat bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) akan membayangi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu, (22/9/2021).
Kepala Riset PT Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi menuturkan, IHSG berpotensi menguat terbatas secara teknikal pada Rabu pekan ini. IHSG akan bergerak di kisaran 6.046-6.117.
Baca Juga
Sebelumnya, IHSG ditutup melemah 0,26 persen ke posisi 6.060. Indeks sektor keuangan, industri, dan kesehatan menekan IHSG. Sedangkan indeks sektor konsumen dan energi yang menguat belum mampu mendorong penguatan IHSG. Lanjar mengatakan, investor terlihat berhati-hati sikapi gejolak yang terjadi di China dan aksi tunggu keputusan the Federal Reserve (the Fed) pada pekan ini.
Advertisement
“Meskipun melemah secara teknikal IHSG membentuk pola bullish counter attack candlestick yang memiliki shadow low yang cukup mengindikasikan potensi terjadinnya rebound jangka pendek,” ujar dia dalam catatannya, Rabu pekan ini.
Sedangkan dari sentimen bursa saham Asia, Lanjar menuturkan, bursa Asia berpotensi bergerak variasi. Beberapa peningkatan sentimen yang membuat mayoritas saham di Amerika Serikat (AS) tertekan pada menit-menit akhir setelah ada kekhawatiran tentang dampak dari kesengsaraan utang China Evergrande Group mengguncang pasar global tentang penularan lebih luas. Hal ini setelah S&P Global Ratings mengatakan berada di ambang default atau gagal bayar.
Lanjar menuturkan, investor juga akan fokus pada pertemuan bank sentral AS atau the Fed pada Selasa dan Rabu waktu setempat seiring investor harap ada penjelasan mengenai dasar untuk pengurangan stimulus atau tapering. “Secara sentimen IHSG berpotensi tertekan pada perdagangan hari ini,” kata dia.
Hal senada dikatakan pengamat pasar modal Edwin Sebayang. Ia menuturkan, upaya IHSG menguat pada Rabu pekan ini tidak mudah.
Hal ini seiring indeks Dow Jones gagal menguat dan turun 0,15 persen pada perdagangan Selasa pekan ini. Selain itu, investor juga menunggu hasil pertemuan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dimulai dari 21-22 September 2021. Investor mencermati sinyal pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, tapering dan suku bunga acuan the Federal Reserve.
“IHSG akan terus bergerak di kisaran 6.020-6.112,” kata Edwin.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saham Pilihan
Untuk saham pilihan, Edwin memilih saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Selain itu, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Sedangkan Lanjar memilih saham ADRO, AGII, ANTM, ASRI, BBNI, BBRI, BSDE, CTRA, ESSA, HMSP. Selain itu, ICBP, INKP, JSMR, MNCN, SMCB, SMGR, SMRA dan UNTR.
Advertisement