Liputan6.com, Jakarta - Empat emiten pelat merah bakal mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) sekitar Rp 10,46 triliun. Empat emiten BUMN itu antara lain PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Sehubungan dengan itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai kebijakan tersebut akan memberi dampak positif bagi empat emiten BUMN itu. Tambahan dana ini dinilai mampu meningkatkan kinerja Perseroan ke depannya.
"Dampaknya positif terhadap emiten BUMN tersebut. Dengan adanya tambahan dana baru, berguna untuk meningkatkan kinerja ke depannya,” kata Sukarno kepada Liputan6.com, Jumat (24/9/2021).
Advertisement
Baca Juga
Sukarno menambahkan, kebijakan ini utamanya akan berdampak bagi emiten pelat merah yang mencatatkan kinerja kurang bagus. Dalam hal ini yang dimaksud Sukarno adalah PT Waskita Karya Tbk dan PT Adhi Karya Tbk.
"Ini akan berdampak positif, terutama untuk WSKT dan ADHI yang secara cashflow sedikit kurang bagus dan membutuhkan cash untuk bisa tetap bertahan di tengah utang yang besar,” imbuhnya.
Rincian PMN itu antara lain PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mendapatkan sekitar Rp 3 triliun untuk penyelesaian ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung- dan Ruas Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi.
Selain itu, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) juga mendapatkan sekitar Rp 1,98 triliun untuk pendanaan dalam menyelesaikan proyek light rail transit (LRT).
Selanjutnya ada penyelesaian pembangunan Jalan Tol Solo-Yogya-Kulonprogo dan Yogyakarta-Bawen serta SPAM Regional Karian-Serpong.
Sementara itu, mengutip Antara, Komisi VI DPR RI menyetujui usulan tambahan penyertaan modal negara atau PMN. Hal ini dalam cadangan pembiayaan investasi Tahun Anggaran 2022 bagi empat BUMN.
Dari empat BUMN, dua di antaranya emiten BUMN antara lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 3,5 triliun, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar Rp 1,98 triliun.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja
Hingga semester pertama 2021, WSKT membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 4,7 triliun dengan laba kotor sebesar Rp 172,9 miliar. Dari perolehan tersebut, Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 33,4 miliar.
Capaian ini merupakan perbaikan yang signifikan dibandingkan dengan rugi bersih yang dicatatkan Waskita sepanjang tahun lalu.
Sementara ADHI mencatat pendapatan usaha Rp 4,44 triliun selama enam bulan pertama 2021. Pendapatan usaha ini turun 19,50 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,52 triliun.
Dari raihan itu, Perseroan mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 8,28 miliar pada semester I 2021. Tumbuh 19,94 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,90 miliar.
Advertisement