Liputan6.com, Jakarta - British American Tobacco (BAT) menawarkan untuk membeli saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) dengan harga Rp 1.000 per saham. Harga ini 226,8 persen lebih tinggi dari harga penutupan terakhir sebelum disuspensi pada 5 Agustus 2021, yaitu Rp 306 per saham.
Nominal tersebut juga 356,21 persen lebih tinggi dari harga rata-rata tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam jangka waktu 90 hari terakhir sebelum pengumuman rencana go private pada 20 Agustus 2021. Yaitu Rp 281 per saham.
Baca Juga
Penawaran ini merupakan bagian dari rencana Bentoel untuk go private dan delisting. Aksi korporasi ini akan membuat status Bentoel Internasional Investama berubah dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup dan tidak lagi tercatat di BEI.
Advertisement
Rencana ini mengharuskan Bentoel membeli saham yang masih dimiliki publik. Agar publik mau menjual sahamnya, harga yang ditawarkan ke publik jauh lebih tinggi dibandingkan harga perdagangan terakhir.
“Harga penawaran sebesar Rp 1.000 per saham adalah harga yang lebih menarik dibandingkan harga saham historis Perseroan,” demikian dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Jumat (24/9/2021).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bakal Gelar RUPSLB
Perusahaan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk membahas rencana tersebut pada 28 September 2021.
Bentoel adalah produsen rokok kretek yang pertama kali terdaftar sebagai perusahaan publik pada 1989. Beberapa merk milik perusahaan adalah Star Mild, Bintang Buana, Dunhill, dan Lucky Strike.
Merujuk laman BEI, saham Bentoel dikuasai oleh BAT yang memegang 92,5 persen dari keseluruhan saham Perseroan. Kemudian, sisanya dimiliki oleh United Bank of Switzerland dan publik masing-masing 7,3 persen dan 0,2 persen.
Advertisement