Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) telah menyelesaikan rights issue. Dalam aksi tersebut, BRI melepas 28.213.191.604 saham baru atau 28,21 miliar saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham.
Jumlah saham tersebut sebanyak-banyaknya 18,62 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah rights issue.
Baca Juga
Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, saham baru yang dikeluarkan Perseroan dalam aksi ini seluruhnya terserap oleh pasar. Bahkan, ia mencatat terjadi kelebihan permintaan (oversubscribe) 1,53 persen.
Advertisement
Artikel rights issue BRI Kelebihan Permintaan 1,53 persen menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Kamis, (30/9/2021):
1.Rights Issue BRI Kelebihan Permintaan 1,53 Persen
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) telah menyelesaikan rights issue. Dalam aksi tersebut, BRI melepas 28.213.191.604 saham baru atau 28,21 miliar saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham.
Jumlah saham tersebut sebanyak-banyaknya 18,62 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah rights issue.
Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, saham baru yang dikeluarkan Perseroan dalam aksi ini seluruhnya terserap oleh pasar. Bahkan, ia mencatat terjadi kelebihan permintaan (oversubscribe) 1,53 persen.
Berita selengkapnya baca di sini
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2.Astra International Tebar Dividen Interim Rp 45, Simak Jadwal Pembagiannya
PT Astra International Tbk (ASII) akan membagikan dividen interim 2021 mencapai Rp 1,82 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/9/2021), dividen interim perseroan yang akan dibagikan Rp 45 per saham. PT Astra International Tbk telah mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris pada 27 September 2021 untuk membagikan dividen interim.
Langkah perseroan tersebut pun direspons positif oleh pelaku pasar. Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Rabu, 29 September 2021, saham ASII naik 3,45 persen ke posisi Rp 5.250 per saham. Saham ASII dibuka stagnan Rp 5.075 per saham.
Saham ASII berada di level tertinggi Rp 5.250 dan terendah Rp 5.050 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.666 kali dengan volume perdagangan 169.793. Nilai transaksi Rp 88,1 miliar.
Advertisement
3.Negara Berkembang Paling Tinggi Adopsi Kripto
Pasar negara berkembang (emerging market/EM) tercatat paling banyak mengadopsi aset kripto. Head of Research/Portfolio Manager at Ashmore Asset Management, Herman Koeswanto CFA menuturkan, hal itu seiring dengan lonjakan inflasi, kontrol modal yang lebih ketat, dan prospek fiskal yang memburuk.
"Ternyata yang menarik, negara EM yang justru adopsinya paling tinggi. Karena negara seperti Turki, Brasil, Kolombia, adalah negara yang terkena tekanan devaluasi mata uang mereka karena inflasi sangat tinggi. Maka banyak dari mereka beralih ke kripto,” ujar Herman dalam diskusi virtual, Rabu (29/9/2021).
Sementara untuk Indonesia, diperkirakan saat ini penetrasinya telah mencapai belasan persen. Perkiraan itu berangkat dari data per 2020. Penetrasi di Indonesia sudah mencapai 11 persen.