Sukses

Evergrande Prioritaskan Investor Lokal, Asing Gigit Jari Terkait Pembayaran Utang

Evergrande tetap diam untuk dua kewajiban pembayaran bunga kepada investor luar negeri (offshore) yang jatuh tempo dalam dua minggu terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Babak akhir gejolak Evergrande masih belum jelas. Namun, konglomerat China yang terdampak mulai mendapatkan prioritasnya. Sementara investor asing terlihat berada di urutan terbawah.

Dalam beberapa hari terakhir, raksasa properti itu berkomunikasi dengan pemberi pinjaman domestik saat mencoba menyisir gunung utangnya yang mencapai USD 300 miliar atau sekitar Rp 4.280 triliun (perkiraan kurs Rp 14.267 per dolar AS).

Namun,  Evergrande tetap diam untuk dua kewajiban pembayaran bunga kepada investor luar negeri (offshore) yang jatuh tempo dalam dua minggu terakhir.

Dilansir dari CNN,  pada Minggu (3/10/2021), kewajiban jatuh tempo tersebut yakni pada obligasi berdenominasi dolar AS senilai  USD 83,5 juta atau sekitar Rp 1,19 triliun, dan lainnya USD 47,5 juta atau sekitar Rp 677,68 miliar. Hal itu  menunjukkan prioritas perusahaan adalah membayar kembali investor China terlebih dahulu. 

Langkah tersebut menyusul tekanan besar dari Beijing untuk melindungi orang-orang yang membeli apartemen dari Evergrande dan belum sempat memilikinya.

Sektor real estat China dan industri terkait diperkirakan menyumbang sekitar 30 persen dari PDB negeri tirai bambu itu. Sehingga para pejabat setempat bermaksud menghindari krisis lebih luas.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Jual Saham Bank

Pada Rabu, 29 September 2021 Evergrande mengumumkan telah setuju untuk menjual saham senilai USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,40 triliun di Bank Shengjing.

Saham tersebut kemudian dibeli oleh perusahaan manajemen aset milik negara. Langkah itu dilakukan menjelang tenggat waktu pembayaran bunga utang lainnya.