Liputan6.com, Jakarta PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) membukukan laba yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 696,33 miliar hingga semester I-2021. Angka ini naik 592,11 persen dari laba Rp 100,61 miliar tahun sebelumnya.
Mengutip laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan, Minggu (3/10/2021), SSMS meraih pendapatan Rp 2,34 triliun hingga periode 30 Juni 2021. Angka ini naik 32,09 persen dari pendapatan Rp 1,77 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga
Adapun laba bruto naik 25,87 persen menjadi Rp 1,01 triliun dari sebelumnya Rp 805,53 miliar. Laba usaha tercatat naik 73,05 persen menjadi Rp 679,12 miliar dari Rp392,44 miliar.
Advertisement
Perseroan juga memperoleh pendapatan keuangan senilai Rp 439,93 miliar, naik 207,77 persen dari sebelumnya Rp 142,94 miliar. Sehingga laba sebelum pajak naik 275,59 persen menjadi Rp 839,04 miliar dari Rp 223,39 miliar tahun sebelumnya.
Sedangkan total aset perseroan Rp 13,24 triliun, bertambah 3,79 persen dari total aset Rp 12,78 triliun hingga periode 31 Desember 2020.
Kenaikan tersebut dikontribusikan oleh ekuitas sebesar Rp5,29 triliun naik dari akhir 2020 Rp 4,87 triliun dan liabilitas Rp 7,94 triliun naik dari sebelumnya Rp 7,90 triliun.
Adapun posisi keuangan SSMS yang neto yang didapat dari aktivitas operasi per 30 Juni 2021 sebesar Rp 533,97 miliar naik persen dari sebelumnya Rp248,13 miliar.
Belanja Modal
Perusahaan telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 302,50 miliar atau 55 persen dari total anggaran belanja modal perseroan Rp 550 miliar.
Belanja modal tersebut antara lain dipakai untuk membiayai pembangunan, pemeliharaan infrastruktur perkebunan.
Kemudian membeli alat-alat berat yang menunjang efektivitas operasional perkebunan untuk menghasilkan tandan buah segar (TBS) berkualitas dan kuantitas yang baik, agar dapat memaksimalkan pasokan TBS pada kapasitas pabrik kelapa sawit (PKS).
Perseroan pada semester II tahun ini berencana mengalokasikan capex untuk menyokong pertumbuhan operasional dan pengembangan bisnis.
Pengembangan bisnis ini seiring dengan rencana SSMS untuk menjajaki ekspansi bisnis, antara lain rencana penambahan luas lahan perkebunan kelapa sawit, khususnya di Kalimantan Tengah.
Dia mengatakan jika saat ini total luas kebun inti perseroan mencapai 68.880 hektare. Perusahaan membuka peluang apabila ada momentum untuk pengembangan bisnis dan profit.
"Mengingat adanya moratorium lahan, SSMS terbuka dalam penambahan lahan perkebunan dan ekspansi perkebunan sawit asalkan sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan yang sudah diterapkan oleh SSMS," ujar dia.
Untuk produksi CPO, SSMS memproyeksikan produksi CPO pada kuartal II/2021 meningkat sekitar 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"SSMS terus mengupayakan peningkatan produksi CPO dapat melebihi dari tahun sebelumnya, sejak awal kami menargetkan meningkat sekitar 10-15%, atau sekitar 515.000 metrik ton (MT) dari 8 PKS milik perseroan. Sekedar mengingatkan, realisasi produksi CPO SSMS di tahun lalu sebesar 448.185 MT," ucap Swasti.
Â
Momen Harga CPO Tinggi
Selain itu dikatakan jika perusahaan terus mengupayakan penjualan CPO dapat melampaui realisasi penjualan di tahun lalu. Ini dengan momen harga CPO yang cukup tinggi.
Perusahaan memperkirakan penjualan CPO pada Juni 2021 meningkat sekitar 31 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
Selain peningkatan harga CPO, sentimen positifnya adalah meningkatnya harga komoditi internasional, seperti meningkatnya harga palm kernel (PK) dan palm kernel oil (PKO).
Tidak hanya menjadi kebun sawit ramah lingkungan, SSMS turut mendukung pekebun swadaya menerapkan praktik sawit berkelanjutan melalui program pendampingan sertifikasi RSPO Smallholder (pekebun swadaya).
Usai mendampingi Asosiasi Petani Kelapa Sawit Mandiri (APKSM) memperoleh sertifikasi RSPO tahun 2019, kini SSMS menargetkan pendampingan untuk Pekebun Desa Mekar Mulya memperoleh sertifikasi di tahun 2022.
Saat ini SSMS melakukan pendampingan Pekebun Desa Mekar Mulya baru tahap awal. SSMS menargetkan luasan kebun yang akan disertifikasi mencapai 700 hektare dengan jumlah pekebun sekitar 100 orang.
Henky Satrio berharap semua berjalan lancar, sehingga upaya perseroan untuk meningkatkan kesejahteraan pekebun juga tercapai.
Advertisement