Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Senin (4/10/2021). Hal ini seiring sentimen global yang positif antara lain indeks Dow Jones yang naik pekan lalu dan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun.
Hal itu disampaikan pengamat pasar modal Edwin Sebayang dalam catatannya Senin pekan ini. Ia mengatakan, IHSG berpeluang menguat seiring kenaikan indeks Dow Jones 1,43 persen diikuti dengan penguatan EIDO sebesar 0,83 persen.
Penguatan IHSG juga didukung kenaikan sejumlah harga komoditas antara lain minyak, emas, batu bara, nikel dan timah. Edwin menuturkan, harga komoditas naik di tengah penurunan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun sekitar 4,06 persen di level 1,46 persen.
Advertisement
“Berdasarkan data selama 11 tahun terakhir terdapat 80 persen probabilitas kondisi IHSG akan jauh lebih bagus atau akan menguat ketimbang September,” kata dia.
Baca Juga
Edwin prediksi, IHSG bergerak di kisaran 6.191-6.284 pada awal pekan ini.
Sementara itu, CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya mengatakan, IHSG berpotensi melemah. Ia menilai, mengawali kuartal IV perkembangan pergerakan IHSG kembali pada rentang konsolidasi wajar setelah alami kenaikan.
Sedangkan gelombang tekanan sedang terjadi terlihat belum akan berakhir. Hal ini terlihat dari masih minimnya sentimen ditambah dengan kondisi perlambatan ekonomi yang masih berlangsung, fluktuasi harga komoditas dan nilai tukar rupiah yang juga belum akan memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG.
"IHSG berpotensi melemah di kisaran 6.123-6.336,” kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Investor Cermati Perkembangan Paket Stimulus Infrastruktur di AS
Sementara itu, dalam laporan PT NH Korindo Sekuritas Indonesia menyebutkan IHSG akan berusaha pertahankan rentang konsolidasi di atas level 6.200.
Pada pekan lalu mesk koreksi, IHSG masih mampu membukukan penguatan mingguan 1,37 persen. Sektor energi menjadi pendorong utama dengan kenaikan 17,76 persen seiring sentimen krisis energi di China yang mengangkat harga komoditas.
Bursa saham AS mengawali 1 Oktober 2021 di zona hijau, dengan kenaikan signifikan pada ketiga indeks utama. Pasar mendapatkan sentimen positif dari kabar obat eksperimental Covid-19 buatan Merck & Co yang dapat mengurangi tingkat kematian dan hospitalisasi hingga 50 persen.
Investor juga tengah mencermati perkembangan negosiasi paket stimulus infrastruktur yang tengah menjadi perdebatan di parlemen AS.
Advertisement
Saham Pilihan
Untuk saham pilihan, Edwin memilih saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Selaln itu, PT PP London Sumatera Tbk (LSIP), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Sedangkan William memilih saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).