Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal berada di fase uptren hingga akhir 2021. Namun, IHSG berpeluang sedikit turun pada pekan depan.
Vice President Senior Technical Portfolio Advisor PT Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Alfatih menuturkan tren penaikan IHSG sebenarnya sudah terlihat sejak Juli lalu, tetapi selalu terkoreksi.
Baca Juga
Secara historis, dalam 10-20 tahun terakhir, memang umumnya IHSG mengalami tekanan di Agustus-September (saat ini 2021). Namun umumnya, hingga Januari-Maret (pada 2022) bakal cenderung berada di posisi kenaikan dibanding Agustus-September sebelumnya.
Advertisement
Artikel IHSG berada di fase uptren hingga akhir 2021, ini sentimen pendorongnya menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Senin, (4/10/2021):
1.IHSG Berada di Fase Uptren hingga Akhir 2021, Ini Sentimen Pendorongnya
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal berada di fase uptren hingga akhir 2021. Namun, IHSG berpeluang sedikit turun pada pekan depan.
Vice President Senior Technical Portfolio Advisor PT Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Alfatih menuturkan tren penaikan IHSG sebenarnya sudah terlihat sejak Juli lalu, tetapi selalu terkoreksi.
Secara historis, dalam 10-20 tahun terakhir, memang umumnya IHSG mengalami tekanan di Agustus-September (saat ini 2021). Namun umumnya, hingga Januari-Maret (pada 2022) bakal cenderung berada di posisi kenaikan dibanding Agustus-September sebelumnya.
Berita selengkapnya baca di sini
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2.Dirut Bayan Resources Low Tuck Kwong Beli Saham BYAN Rp 3,89 Miliar
Direktur Utama (dirut) dan juga sekaligus pemegang saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Dato’Dr Low Tuck Kwong kembali menambah kepemilikan saham di BYAN.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (3/10/2021), Dato Dr Low Tuck Kwong membeli 182.600 saham BYAN pada periode 24-30 September 2021. Harga pembelian saham Rp 21.338,20 per saham. Adapun dengan demikian, total nilai pembelian saham BYAN sekitar Rp 3,89 miliar.
"Tujuan dari transaksi investasi, status kepemilikan saham langsung,” tulis Dato’Dr Low Tuck Kwong.
Advertisement
3. Perusahaan Rintisan India Oyo Bidik Dana Rp 16,5 Triliun dari IPO
Jaringan hotel India, Oyo, merencanakan penghimpunan dana dari pasar modal sekitar 84,3 miliar rupee atau USD 1,16 miliar. Penghimpunan dana itu sekitar Rp 16,5 triliun (estimasi Rp 14.297 per dolar AS) melalui penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).
Pengumuman ini berasal dari draft yang Oyo serahkan kepada regualor India. Rencana Oyo mendapat respons positif dari startup di India.
Rencananya Oyo terbitkan saham baru senilai USD 70 miliar (sebanding Rp 1.000,7 triliun. Para pemegang saham lama bisa menjual sahamnya hingga USD 14,3 miliar atau sekitar Rp 204,4 triliun). Langkah Oyo menuju IPO didukung beberapa pendukung startup terkemuka antara lain SoftBank Vision Fund, Lightspeed Venture Partners dan Sequoia Capital India.
Berita selengkapnya baca di sini