Sukses

Saham Batu Bara Kembali Perkasa, BUMI Pimpin Penguatan

Saham batu bara kembali menguat pada Senin, 4 Oktober 2021. Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pimpin penguatan.

Liputan6.com, Jakarta - Saham batu bara kembali perkasa pada awal pekan ini. Bahkan saham batu bara masuk jajaran top gainer atau naik signifikan pada perdagangan Senin, 4 Oktober 2021.

Mengutip data RTI, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memimpin penguatan di antara emiten batu bara. Saham BUMI melonjak 23,53 persen ke posisi Rp 84 per saham. Saham BUMI mencatat volume perdagangan 4.062.822.500 saham dengan total frekuensi perdagangan 55.010 kali dengan nilai transaksi Rp 331,3 miliar.

Diikuti saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melonjak 16,06 persen ke posisi Rp 24.5757 per saham. Saham ITMG berada di level tertinggi Rp 24.850 dan terendah Rp 21.975 per saham. Total volume perdagangan 14.176.000 dengan frekuensi perdagangan 13.559 kali. Nilai transaksi Rp 334,7 miliar.

Saham PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) melambung 13 persen ke posisi Rp 113 per saham dari perdagangan sebelumnya Rp 100 per saham. Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) meroket 9,97 persen ke posisi Rp 2.150 per saham.

Saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) menguat 8,83 persen ke posisi Rp 4.190 per saham. Saham GEMS dengan volume perdagangan 287.500 dan nilai transaksi Rp 1,2 miliar. Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mendaki 6,25 persen ke posisi Rp 2.890 per saham. Total volume perdagangan saham PTBA 99.340.500 saham dengan nilai transaksi Rp 284,3 miliar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Dipicu Kenaikan Harga Batu Bara

Head of Investment Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, saham batu bara menguat didorong kenaikan harga batu bara. “Harga batu bara kembali tembus rekor USD 228 per ton, Ini tertinggi sepanjang masa. (Harga batu bara-red) ini dua kali lipat dari 10 tahun lalu,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (5/10/2021).

Wawan mengatakan, harga batu bara kembali melonjak seiring krisis energi di China. “Hal itu mendorong China akan membeli dengan harga berapa pun,” ujar dia.

Wawan menambahkan, China memiliki masalah diplomasi dengan Australia juga berdampak terhadap harga batu bara. Hal ini berdampak positif untuk emiten batu bara di Indonesia. Wawan perkirakan, pendapatan emiten batu bara akan positif pada semester II 2021 karena diuntungkan harga batu bara yang naik. Wawan menilai, emiten batu bara yang melakukan ekspor dapat dicermati antara lain PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Harum Energy Tbk (HRUM).

”Emiten batu bara cenderung melakukan ekspor, oleh karena itu sejumlah pembangkit listrik swasta juga kesulitan dapat batu bara kecuali PLN. PLN sudah ada DMO,” ia menambahkan.

Meski harga batu bara menguat, Wawan mengingatkan, mencermati permintaan batu bara dari China. Ia mengatakan, jika permintaan batu bara dari China turun kemungkinan berdampak terhadap harga batu bara.

Wawan menuturkan, bagi yang masuk saham batu bara bisa saja untuk diversifikasi tetapi tidak terlalu besar. “Kalau mau masuk hangan besar. Karena harga batu bara pernah USD 100 per ton kemudian turun ke USD 50. Saham batu bara tinggi bukan suistain,” kata dia.

Ia juga mengatakan untuk memiliki cut loss point. Oleh karena itu, ia mengingatkan untuk mencermati permintaan China terhadap batu bara.