Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyampaikan rencana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) terkait anak usaha BUMN yang paling dekat akan dilakukan pada 2021 adalah PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel.
Sedangkan rencana IPO anak usaha BUMN lain yaitu PT Pertamina Geothermal Energy masih harus menunggu waktu. Pembentukan holding BUMN panas bumi ditargetkan oleh pemerintah sebagai bentuk komitmen sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT) dengan menggabungkan anak usaha Pertamina dan PLN.
Ia optimistis, IPO Mitratel akan berhasil seiring fundamental perusahaan yang kuat dan pemilik tower terbesar yang ada saat ini. "Dan ini akan menjadi bintangnya perusahaan tower di Indonesia,” ujar dia dikutip dari Antara, Selasa (5/10/2021).
Advertisement
Baca Juga
Fundamental yang dimiliki oleh Mitratel ini dilihat dari aset dan layanan yang dimiliki oleh perseroan. Selain itu, tidak dimiliki oleh perusahaan sejenis di sektor bisnis menara telekomunikasi.
Kini Mitratel memiliki 28 ribu menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Akan tetapi, Arya menuturkan, nilai tambah dari Mitratel bukan hanya kepemilikan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia tetapi juga ditopang jaringan kabel serat optik yang menjadi kelebihannya.
"Dari tower memang bisa diimbangi yang lain, tapi dari sisi fiber optiknya, Mitratel ini powerful,” ujar Arya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
BEI Proses IPO 24 Perusahaan
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 24 perusahaan dalam pipeline saham BEI hingga 1 Oktober untuk menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
“Sampai dengan 1 Oktober 2021 terdapat 24 perusahaan dalam pipeline saham BEI dan dua di antaranya merupakan anak perusahaan BUMN,” tutur Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan dikutip Selasa, 5 Oktober 2021.
Adapun dari perusahaan yang ajukan IPO, sebagian besar merupakan perusahaan aset skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar. Berikut klasifikasi aset perusahaan yang kini berada dalam pipeline saham merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017:
-2 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)
-8 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)
-14 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)
Rincian sektor perusahaan dalam pipeline saham antara lain:
-2 Perusahaan dari sektor Basic Materials
-2 Perusahaan dari sektor Industrials
- 1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistics
- 5 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
- 7 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals
- 1 Perusahaan dari sektor Technology
- 3 Perusahaan dari sektor Energy
- 1 Perusahaan dari sektor Financials
- 1 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate
- 1 Perusahaan dari sektor Infrastructures
Advertisement