Sukses

INDF Serap Belanja Modal 34 Persen hingga Semester I 2021

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) siapkan belanja modal Rp 7,6 triliun pada 2021.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar 34 persen hingga semester I 2021 dari total belanja modal Rp 7,6 triliun.

Adapun belanja modal Rp 7,6 triliun pada 2021 itu sudah termasuk untuk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Untuk serapan belanja modal ICBP sekitar 33 persen dari anggaran yang disiapkan sekitar Rp 4 triliun.

Belanja modal digunakan untuk tambahan kapasitas alokasi anggaran untuk mi instan dan susu di kisaran 5-10 persen.

“Penggunaan capex dibagi dua untuk maintenance dan peningkatan kapasitas,” Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Thomas Tjhie dalam paparan publik virtual, Jumat (8/10/2021).

Selain itu, Indofood Sukses Makmur dan Indofood CBP Sukses Makmur mampu membukukan pertumbuhan penjualan semester I 2021.

Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Mark Julian Wakeford menuturkan, pertumbuhan penjualan ICBP didukung dari volume dan harga.

"Hal ini terutama kalau bicara ICBP pertumbuhan penjualan didorong pertumbuhan volume 80 persen dan harga,” ujar dia.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatat penjualan Rp 47,29 triliun pada semester I 2021. Realisasi penjualan itu naik 20 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 39,38 triliun.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membukukan penjualan Rp 28,20 triliun pada semester I 2021. Pencapaian penjualan itu tumbuh 22 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 23,05 triliun.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Dampak Kenaikan Harga Komoditas

Terkait dampak kenaikan harga komoditas, Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Taufik Wiraatmadja menuturkan, hal itu berdampak terhadap penjualan mi perseroan. Pihaknya akan senantiasa memantau situasi yang ada secara regular.

Adapun faktor pertimbangan pengaruhi kenaikan harga antara lain harga bahan baku juga melihat kondisi perekonomian, daya beli masyarakat, dan kompetisi. “Sebagai informasi pada Januari tahun ini untuk noodle sudah melakukan kenaikan harga,” ujar dia.