Sukses

Citigroup Sekuritas Hentikan Layanan Pemasaran dan Perdagangan Efek Mulai 18 Oktober 2021

Citi akan tetap melakukan perdagangan efek di Indonesia untuk klien internasional perseroan melalui mitra lokal perusahaan efek yang memenuhi syarat.

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Citibank Indonesia menyatakan PT Citigroup Sekuritas Indonesia (CSI) akan menghentikan layanan pemasaran dan perdagangan efek di Indonesia efektif 18 Oktober 2021.

Country Head of Corporate Affairs Citibank N.A Indonesia, Puni A.Anjungsari menuturkan, hal itu bagian dari strategi pembaruan Citi. Keputusan tersebut juga diambil sebagai upaya Citi untuk terus menyelaraskan investasi strategisnya dan kemampuan layanan di PT Citigroup Sekuritas Indonesia dengan kebutuhan klien.

"Keputusan ini tidak akan berdampak pada kemampuan penjaminan emisi efek dan riset di PT Citigroup Sekuritas Indonesia dan akan tetap berkomitmen untuk melayani klien lokal dan global di Indonesia dalam kapasitas barunya,” ujar dia melalui surat elektronik saat dikonfirmasi Liputan6.com, Selasa (12/10/2021).

Ia menegaskan, Citi akan tetap melakukan perdagangan efek di Indonesia untuk klien internasional perseroan melalui mitra lokal perusahaan efek yang memenuhi syarat.

"Citi tetap berkomitmen pada Indonesia. Citi melalui PT Citigroup Sekuritas Indonesia akan tetap melakukan kegiatan penjaminan emisi efek dan riset dan melalui Citi Indonesia akan terus memberikan pelayanan bagi klien ritel dan institusi kami serta berbagai upaya keberlanjutan dan tanggung jawab sosial yang berfokus pada berbagai dukungan bagi komunitas sekitar,” ujar dia.

Mengutip laman BEI, Citigroup Sekuritas Indonesia memiliki izin usaha penjamin emisi efek. Perseroan mencatat MKBD terakhir Rp 302,73 miliar. Pemegang saham perseroan yaitu Citibank Overseas Investment Corp, USA sebesar 85 persen dan Gunawan Geniusahardja sebesar 15 persen.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Bisnis Perbankan Institusional Citi Bukukan Kinerja Kuat

Bisnis perbankan institusional Citi membukukan kuartal yang kuat tahun ini, yang terdiri dari berbagai kesepakatan penting dan penghargaan bergengsi.

Unit Banking, Capital Markets and Advisory (BCMA) Citi Indonesia baru-baru ini menjadi joint global coordinator untuk rights issue senilai Rp 95,9 triliun dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).

Ini merupakan rights issue terbesar di Asia Tenggara. Citi berperan penting dalam seluruh aspek pelaksanaan dan pemasaran rights issue secara end-to-end. Ini merupakan bagian dari rencana Pemerintah Indonesia untuk membentuk perusahaan induk bagi perusahaan pembiayaan mikro negara.

Citi Indonesia juga bertindak sebagai Joint Lead Manager pada proses penawaran uang berdenominasi USD dan Euro oleh Pemerintah Indonesia senilai total Rp 25 triliun atau USD 1,8 miliar, pada awal September 2021.

Transaksi tersebut terdiri dari USD 600 juta 10-tahun, USD 650 juta 40-tahun, dan EUR 500 juta 12-tahun. Hasil dari tahapan EUR akan digunakan untuk inisiatif tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) Pemerintah.

Ini juga merupakan transaksi pengelolaan kewajiban pertama Pemerintah Indonesia di pasar modal global, di mana Citi berperan sebagai penasehat penataan pengelolaan kewajiban bagi pemerintah.

“Kami sangat bangga dengan apa yang telah dicapai tim kami sejauh ini di tahun ini. Ini akan menjadi fondasi dasar yang kuat karena kami akan lebih fokus pada layanan perbankan institusional kami di Indonesia ke depan,” ujar CEO Citi Indonesia Batara Sianturi dalam keterangan tertulis

Pencapaian penting lainnya selama kuartal ketiga juga termasuk peran Citi Indonesia sebagai Penasihat Keuangan Eksklusif PT Telekomunikasi Selular atas penjualan 4.000 menara telekomunikasi perusahaan di Indonesia, kepada PT Dayamitra Telekomunikasi.

Sementara itu, pada Juli 2021, Citi bertindak sebagai Koordinator Tunggal, MLAUB dan Agen Fasilitas untuk penutupan pinjaman sindikasi senior tanpa jaminan dan fasilitas kredit bergulir senilai Rp14.2 triliun (USD 1 miliar) oleh PT Freeport Indonesia. Fasilitas tersebut digunakan untuk mendukung perluasan kapasitas smelter perusahaan dan pembangunan kilang logam mulia.

 

 

3 dari 3 halaman

Capai Rekor Peningkatan Modal untuk Klien

Citi juga telah menjadi pemimpin dalam pembiayaan lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) di kawasan ini, bertindak sebagai koordinator global bersama pada blue bond perdana Bank of China (yang pertama di Asia-Pasifik); sustainability bond Toyota senilai Rp39,1 triliun  atau USD 2,75 miliar (pembiayaan ESG terbesar yang pernah ada hingga saat ini oleh perusahaan Asia-Pasifik).

Selain itu, green sukuk Indonesia senilai Rp10,6 triliun (USD 750 juta) selama 30 tahun (green sukuk terpanjang yang pernah diterbitkan secara global). Transaksi ini telah mendorong klien LST bank menghadapi rekor mendekati Rp568 triliun atau sekitar USD 40 miliar pada 2021.

Kepala Perbankan, Pasar Modal dan Penasihat untuk Asia-Pasifik di Citi, Jan Metzger menuturkan, pihaknya mencapai rekor peningkatan modal untuk klien dengan lebih dari Rp 1,4 triliun atau USD 100 miliar yang dikumpulkan pada 2021. Ia menilai, ini perpaduan antara penguatan neraca dan pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan.

“Ada transformasi besar-besaran yang terjadi di semua industri, dan dengan jaringan global yang kami miliki kami dapat mempertajam dialog dengan klien, khususnya bagi mereka yang semakin membutuhkan perspektif global,” ujar dia.