Liputan6.com, Jakarta - Investasi di pasar modal saat ini tengah digandrungi oleh generasi muda. Terbukti dari jumlah investor dengan usia di bawah 30 tahun yang mendominasi total investor di pasar modal di atas 50 persen.
Namun demikian, tak sedikit investor rela terjun ke pasar modal demi cuan melimpah dalam jangka waktu relatif pendek.
Padahal idealnya investasi di pasar modal dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, mengingat volatilitasnya yang cukup tinggi. Perlu juga diingat imbal hasil dari investasi berbanding lurus dengan risiko.
Advertisement
Baca Juga
Semakin tinggi imbal hasil, semakin tinggi pula risiko. Sebaliknya, semakin rendah risikonya, semakin kecil imbal hasil yang didapat.
Komika kenamaan tanah air, Raditya Dika menilai, sebagai investor penting untuk mengetahui tujuan investasi. Hal ini penting untuk mengetahui pilihan investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko investor. Sehingga meminimalkan kerugian jika terjadi koreksi di pasar.
"Tujuan investasinya apa. Kalau tujuannya jangka pendek paling bener reksa dana pasar uang. Kalau untuk dana pensiun di atas 7 hingga 10 tahun, di pasar modal. Seperti di saham, reksa dana saham, ataupun ETF,” kata Raditya Dika dalam CMSE 2021, Sabtu (16/10/2021).
"Jadi memang balik lagi ke tujuannya apa. Profil risiko akan mengikuti itu,” ia menambahkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tujuan Investasi
Radit sendiri mengaku tujuannya berinvestasi adalah untuk memenuhi tujuan finansial, salah satunya mempersiapkan dana pensiun. Sehingga ia tak terlalu khawatir dengan gejolak yang terjadi di pasar, mengingat horizon investinya yang panjang.
Namun, berbeda dengan investor yang berorientasi pada profit semata, atau hanya untuk mendulang cuan. Menurut Radit, investor dalam kategori ini cenderung lebih was-was dengan kondisi pasar.
"Investasi bagi saya bukan buat jadi kaya. Tapi buat penuhi tujuan keuangan. Misalnya dana pensiun. Karena saya tahu tujuannya mau pasarnya sedang kaya bagaimana pun saya sabar dan menunggu untuk terus investasi di sana. Sehingga dinikmatinya nanti saat pensiun itu dicapai,” kata Radit.
Untuk memulai investasi, penulis buku Kambing Jantan itu menekankan perlunya memiliki pengetahuan cukup di pasar modal. Sehingga tidak mudah termakan tren atau bahkan investasi bodong.
Di sisi lain, dengan mengetahui cara kerja pasar modal, investor bisa melakukan analisa kapan sebaiknya masuk ke pasar modal.
"Jangan investasi tanpa kita tahu barang apa yang kita beli. Hanya karena kita takut ketinggalan makanya kita terjebak dengan apa yang kita investasikan. Jadi wajib untuk tahu apa yang kita punya," pungkasnya.
Advertisement