Sukses

China Longgarkan Pembatasan Pinjaman Perumahan Imbas Kekhawatiran Efek Evergrande

China telah meningkatkan upaya pembatasan dampak Evergrande yang bermasalah.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah China melonggarkan pembatasan pinjaman rumah di beberapa bank besar. Hal itu berdasarkan sumber yang mengetahui hal tersebut. Langkah ini justru menambah kekhawatiran dari pihak yang berwenang terkait tanda-tanda penularan krisis utang China Evergrande Group.

Bulan lalu, regulator keuangan mengatakan kepada beberapa bank besar untuk mempercepat pesetujuan pinjaman di kuartal terakhir, hal itu berdasarkan sumber.

Pemberi pinjaman juga diizinkan mengajukan penjualan security yang didukung hipotek rumah. Tujuannya untuk membebaskan kuota pinjaman dan mengurangi larangan yang diberlakukan sejak awal tahun.

Pergerakan itu terjadi di tengah meningkatnya kegelisahan terkait krisis likuiditas di Evergrande yang meluas ke perusahaan pengembang lainnya. Indikasinya yaitu Presiden Xi Jinping teguh pertahankan "pukulan keras" terhadap pengembang guna mendinginkan pasar properti lokal.

Level kekhawatiran risiko penularan meningkat selama dua pekan terakhir. Setelah kegagalan gagal bayar (default) yang mengejutkan dari dua pengembang China yang nyaris default yakni Fantasia Holding dan Sinic Holdings.

People’s Bank of China serta China Banking and Insurance Regulatory Commission tidak angkat suara mengenai isu tersebut.

Head of China and Hong Kong research di CGS-CIMB Securities, Raymond Cheng berpendapat langkah positif ini (pelonggaran pembatasan hipotek) tidak mampu untuk menyelesaikan masalah likuiditas.

"Regulator juga harus melonggarkan kebijakan tentang pinjaman proyek dan pasar obligasi korporasi dalam negeri. Mengingat saat ini pembiayaan utang luar negeri hampir ditutup,” imbuh Chenng, ditulis dari laman Yahoo Finance, dikutip Sabtu (16/10/2021).

Dari laporan Bloomberg, Chinese Developer Stocks (Indeks saham pengembang China) memangkas penurunan pada Jumat, 15 Oktober 2021. Indeks BI China Real Estate Owners and Developers Valuation Peers tergelincir 1,4 persen pukul 12.25 waktu setempat. Sebelumnya merosot 2,6 persen.

Sementara itu, pertumbuhan kredit China melambat pada September. Penyebabnya adalah kelemahan di pasar properti yang membebani aktivitas pembiayaan dan pinjaman. Meskipun panggilan bank sentral terus terjadi untuk segera menstabilkan ekspansi kredit.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Kolaborasi Pemerintah dan Swasta

Akhir September diselenggarakan pertemuan dengan bank sentral dipimpin oleh Gubernur Yi Gang. Pihak berwenang menyerukan kepada 24 lembaga keuangan untuk bekerja sama dengan pemerintah.

Upaya bersama menjaga perkembangan pasar real estat yang stabil dan sehat. Selain itu melindungi hak dan kepentingan sah konsumen perumahan.

Beijing telah meningkatkan upaya pembatasan dampak Evergrande yang bermasalah. Efeknya terjadi penurunan sentimen di antara pembeli rumah. Diperkirakan 1,6 juta rumah tangga telah menempatkan deposito di apartemen Evergrande yang belum dibangun.

Menurut China Real Estate Information Corp.Saham perusahaan real estat teratas China turun 36 persen pada September dari tahun sebelumnya.

"Pelonggaran lebih lanjut harus bergantung pada apakah penjualan dapat meningkat secara signifikan dari level terendah saat ini. Pembeli potensial masih merasa khawatir tentang pembelian unit pre-sale dari pengembang yang sarat utang,” tegas Analis Bloomberg Intelligence Patrick Wong.

Kemerosotan properti memberi tekanan pada ekonomi China. Apalagi China diterjang kekurangan energi ketika kepercayaan konsumen melemah tetapi biaya bahan baku justru meroket. Ekonom perkirakan, pertumbuhan ekonomi kemungkinan melambat menjadi 5 persen di kuartal III. Dari 7,9 persen dalam tiga bulan sebelumnya.

3 dari 3 halaman

Potongan Tarif

Berdasarkan restrukturisasi Evergrande yang terkelola dengan beberapa limpahan ke sektor properti lainnya, Citigroup Inc memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi China menjadi 4,9 persen dari 5,5 persen.

Tekanan pada pertumbuhan kemungkinan potensial memicu pelonggaran kebijakan lebih lanjut. Termasuk penurunan suku bunga 25 poin pada 2022, tulis para ekonom yang dipimpin oleh Liu Li-Gang.

Pelonggaran pinjaman dinilai membantu pembeli rumah yang baru pertama kali. Kenaikan transaksi setelah pembatasan pada eksposur bank ke sektor real estat dari awal tahun pengaruhi pinjaman.

Regulator pun mengisyaratkan kesediaan untuk menopang perusahaan properti yang sehat dengan meminta bank menahan diri dari memotong dana sekaligus untuk pengembang.

Dengan menerbitkan security berbasis pinjaman perumahan, bank dapat memindahkan pinjaman dari neraca mereka. Sehingga imbasnya modal menjadi melimpah dan membagikan lebih banyak.

Data dari situs web China Securitization Analytics, penerbitan RMBS mencapai level tertinggi tahun ini pada September. Itu menandai pembalikan dari akhir April.

Ketika bank sentral mulai mengendalikan ukuran dan kecepatan penerbitan RMBS. Penjemputan tersebut dapat membantu mengurangi risiko arus kas bagi pengembang, pendapat dari Everbright Securities Co.

 

Reporter: Ayesha Puri