Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan transportasi dan logistik, PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) kedatangan dua investor baru yang menyerap penerbitan saham baru (rights issue) perseroan yaitu Literati Capital Investments Limited dan Yaris International Ltd.
Kedua investor ini menjadi pembeli atas sejumlah 718.147.000 saham baru yang diterbitkan IATA dalam rangka penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD), dengan harga sebesar Rp 50 per saham. Dana yang diperoleh IATA sebelum dikurangi biaya, dan pajak, mencapai sebesar Rp 35,91 miliar.
Dana yang diterima perseroan setelah dikurangi biaya-biaya terkait PMTHMETD ini akan dipergunakan sebagai tambahan modal kerja Perseroan.
Advertisement
Baca Juga
Hal tersebut disampaikan manajemen IATA melalui keterbukaan informasinya ke regulator, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipublikasikan pada Jumat (22/10/2021).
Namun, tidak dijelaskan rinci berapa persen saham yang dimiliki masing-masing investor tersebut setelah pembelian saham melalui PMTHMETD ini.
Literali Capital Limited adalah perusahaan yang berasal dari British Virgin Island. Sementara terkait Yaris International Ltd tidak diketahui pasti asal negaranya.
Manajemen hanya menjelaskan perseroan telah melaksanakan PMTHMETD ini pada 19 Oktober 2021.
Sebelum pelaksanaan PMTHMETD ini, susunan pemegang saham IATA per 30 September 2021 adalah sebagai berikut, Catur Pratama Sejahter memiliki 8,76 persen saham IATA, PT Global Transport Service memilki 8,09 persen, dan Oxley Capital Investment Ltd memiliki 7,93 persen. Sisanya sebanyak 75,22 persen merupakan saham publik.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerak Saham IATA
Pada perdagangan Kamis, 21 Oktober 2021, saham IATA ditutup di Rp 84 per saham, turun Rp 6 dibandingkan penutupan perdagangan sehari sebelumnya pada hari Selasa, 19 Oktober 2021, yang sebesar Rp 90 per saham.
Pada perdagangan Jumat, 22 Oktober 2021 pukul 13:58 WIB, saham IATA turun 5,95 persen ke posisi Rp 79 per saham.
Saham IATA berada di level tertinggi dan terendah Rp 79. Total frekuensi perdagangan 703 kali dengan volume perdagangan 37.649. Nilai transaksi Rp 297,4 juta.
Reporter: Elizabeth Brahmana
Advertisement