Sukses

Ada Risiko Inflasi, The Fed Sebut Terlalu Dini Dongkrak Suku Bunga

Ketua The Fed Jerome Powell menuturkan, terlalu dini untuk benar-benar memperketat kebijakan dengan menaikkan suku bunga.

Liputan6.com, Washington - Ketua the Federal Reserve (the Fed), Jerome Powell menuturkan, terlepas dari risiko inflasi tinggi di Amerika Serikat (AS) dapat bertahan tetapi akan menjadi prematur untuk menaikkan suku bunga pinjaman. Selain itu, kenaikan suku bunga juga berpotensi memperlambat pemulihan ekonomi.

Powell mengakui kendala dan kekurangan pasokan menyebabkan harga naik tajam. "Kemungkinan akan bertahan lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya, kemungkinan besar hingga tahun depan,” ujar dia dilansir dari Channel News Asia, ditulis Minggu (24/10/2021).

Powell menuturkan, the Fed harus bersabar. "The Fed beradal di luar untuk mulai kembali menarik pembelian obligasi bulanan besar-besaran, yang akan selesai pada pertengahan 2022,” ujar dia.

Ia menambahkan, terlalu dini untuk benar-benar memperketat kebijakan dengan menaikkan suku bunga sekarang dengan dampak memperlambat pertumbuhan pekerjaan.

The Fed diperkirakan mengumumkan pengurangan stimulus atau pengrangan pembelian obligasi pada pertemuan kebijakan bank sentral awal bulan depan. Suku bunga acuan pinjaman pun diperkirakan tetap nol setidaknya hingga akhir tahun depan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Target Inflasi

Inflasi di Amerika Serikat telah berjalan lebih dari dua kali lipat dari target dua persen. Namun, Powell menuturkan, hambatan pasokan kemungkinan akan berkurang, memungkinkan tekanan inflasi dan upah mundur yang disebutnya hal paling mungkin.

Namun, pejabat the Fed perlu mengawasi dengan sangat hati-hati. Ia berjanji the Fed akan bertindak menahan inflasi jika diperlukan.