Sukses

Gelar IPO, Intip Kinerja Keuangan Mitratel hingga Semester I 2021

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk menggelar IPO pada akhir 2021. Lalu bagaimana kondisi kinerja keuangannya?

Liputan6.com, Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau dikenal dengan nama Mitratel gelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hingga semester I 2021, Mitratel mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,23 triliun. Naik 10,94 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,91 triliun.

Dari sisi beban pokok pendapatan mengalami penurunan dari Rp 2,1 triliun hingga Juni 2020, menjadi Rp 1,64 triliun hingga Juni 2021. Sehingga laba bruto hingga Juni 2021 tercatat sebesar Rp 1,6 triliun, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 865,8 miliar.

Beban usaha hingga paruh pertama 2021 tercatat Rp 233,4 miliar, naik tipis dari Rp 232,8 miliar pada semester I 2020. Sehingga laba usaha tercatat sebesar Rp 1,35 triliun, naik signifikan dibandingkan semester I 2020 sebesar Rp 624 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak, Mitratel mengantongi laba periode berjalan sebesar Rp 700,7 miliar. Naik 355,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 153,7 miliar. Dari sisi aset hingga Juni 2021 tercatat Rp 32,26 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 25,29 triliun.

Kenaikan aset ini disebabkan oleh peningkatan aset tetap – neto sebesar Rp 4,53 triliun sebagai dampak dari akuisisi menara telekomunikasi sejumlah 2.100 menara yang berasal dari PT Indosat Tbk, yang telah diakuisisi oleh Perseroan pada Desember 2019.

Serta aset tetap milik Entitas Anak, PST, yang diakuisisi oleh Perseroan melalui akuisisi Entitas Anak pada Maret 2019. Jumlah liabilitas pada 30 Juni 2021 mencapai Rp 18,57 triliun atau meningkat 8,5 persen dibanding posisi per 31 Desember 2020 sebesar Rp 17,12 triliun.

Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 1,68 triliun. Secara rinci, jumlah liabilitas jangka pendek hingga akhir Juni 2021 mencapai Rp 7,12 triliun, atau menurun 3,1 persen dibanding 31 Desember 2020 sebesar Rp 7,35 triliun.

Penurunan tersebut disebabkan oleh pengurangan pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp 1,56 triliun yang disebabkan oleh pembayaran pinjaman bank yang dilakukan oleh Perseroan selama periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2021.

Sementara jumlah liabilitas jangka panjang hingga 30 Juni 2021 mencapai Rp 11,45 triliun, atau meningkat 17,2 persen dibanding posisi per 31 Desember 2020 sebesar Rp 9,77 triliun.

Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan pada pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp 1,4 triliun.

Berasal dari penerimaan pinjaman Bank oleh Perseroan sebesar Rp 4,33 triliun sebagai fasilitas pendanaan untuk tujuan pembangunan menara telekomunikasi serta akuisisi menara telekomunikasi sejumlah 4.139 (Tranche-1B) menara milik PT Telekomunikasi Selular yang diakuisisi oleh Mitratel pada Februari 2021.

Adapun jumlah ekuitas hingga 30 Juni 2021 mencapai Rp 13,68 triliun, atau meningkat 67,6 persen dibanding posisi per 31 Desember 2020 sebesar Rp 8,16 triliun.

Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan modal sebesar Rp 7 triliun yang ditempatkan dan disetor penuh oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk sebagai pendanaan akuisisi menara telekomunikasi sejumlah 1.911 (Tranche-1A) dan 4.139 (Tranche-1B) menara milik PT Telekomunikasi Selular yang diakuisisi oleh Perseroan pada Oktober 2020 dan Februari 2021.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Jadwal IPO

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau dikenal dengan nama Mitratel akan menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

Mengutip prospektus singkat yang diterbitkan perseroan, Selasa, 26 Oktober 2021, Mitratel akan melepas 25.540.000.000 saham dalam rangka IPO. Jumlah itu setara 29,85 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Mitratel tawarkan harga saham antara Rp 775-975 per saham. Dengan demikian, total dana yang diraup dari IPO maksimal Rp 24,90 triliun.

Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom (TLKM) ini menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas, HSBC, JP Morgan, PT Mandiri Sekuritas, dan Morgan Stanley sebagai joint bookrunners dan joint global coordinators. BRI Danareksa Sekuritas bersama Mandiri Sekuritas juga bertindak sebagai joint lead managing underwriters dan domestic underwriters.

Adapun roadshow dan penawaran awal (book building) saham Mitratel dijadwalkan pada 26 Oktober - 4 November 2021. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 12 November 2021. Setelah diperolehnya pernyataan efektif dari OJK, penawaran umum akan dilaksanakan pada 16-18 November 2021 dan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November 2021.

Sesuai rencana, Perseroan akan menggunakan 40 persen dana hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure) organik, 50 persen untuk belanja modal anorganik, dan 10 persen untuk modal kerja serta kebutuhan Perseroan lainnya.