Sukses

Nippon Indosari Cetak Laba Tumbuh 64,90 Persen, Saham ROTI Melambung

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk atau produsen Sari Roti meraup laba Rp 209,74 miliar hingga September 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) menguat pada perdagangan Rabu (27/10/2021). Penguatan saham ROTI setelah perseroan rilis laporan keuangan hingga September 2021.

Mengutip data RTI, saham ROTI naik 1,49 persen ke posisi Rp 1.360 per saham. Saham ROTI dibuka naik 35 poin ke posisi Rp 1.375 per saham. Saham ROTI sempat berbalik ke zona merah tetapi mampu kembali ke zona hijau jelang penutupan perdagangan. Saham ROTI berada di level tertinggi Rp 1.400 dan terendah Rp 1.330 per saham.

Total frekuensi perdagangan saham 1.064 kali dengan volume perdagangan 43.137. Nilai transaksi Rp 5,9 miliar.

Penguatan saham ROTI terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang alami koreksi tajam. IHSG turun 0,82 persen ke posisi 6.602.

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk atau produsen Sari Roti meraup laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 209,74 miliar hingga September 2021. Realisasi laba ini tumbuh 64,90 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 127,19 miliar.

Akan tetapi, penjualan bersih perseroan turun tipis 0,2 persen menjadi Rp 2,43 triliun hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,44 triliun.

Beban pokok penjualan naik dari Rp 1,08 triliun hingga September 2020 menjadi Rp 1,11 triliun hingga September 2021. Laba bruto turun tipis 2,46 persen menjadi Rp 1,32 triliun hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,35 triliun.

Laba usaha Nippon Indosari Corpindo naik 82,07 persen menjadi Rp 293,80 miliar hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 161,36 miliar.

Dengan demikian, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 34,29 hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 21,61.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Total Liabilitas dan Aset

Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 1,30 triliun hingga September 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 1,22 triliun. Total ekuitas turun dari Rp 3,22 triliun hingga Desember 2020 menjadi Rp 2,95 triliun.

Total aset turun menjadi Rp 4,25 triliun hingga September 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 4,45 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 860,92 miliar pada 30 September 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 1,01 triliun.

Dalam keterangan perseroan ke BEI, Perseroan mencatat penjualan ditopang oleh peningkatan kontribusi penjualan dari kanal tradisional dan kanal modern yang terus membaik.

Meski kenaikan harga bahan baku sepanjang 2021 telah menekan margin laba kotor hingga September 2021 menjadi 54,3 persen tetapi marjin ebitda dan laba bersih tetap membukukan perbaikan menjadi 18,1 persen dan 8,6 persen dengan pengelolaan biaya yang terukur.

"Berbekal strategi penjualan yang akurat dan berbagai inisiatif untuk meningkatkan produktivitas, kami tidak hanya berhasil mempertahankan penjualan tetapi juga sukses meningkatkan profitabilitas secara signifikan walau di tengah pandemi COVID-19,” kata Direktur PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, Ida Simatupang.

3 dari 3 halaman

Belanja Modal

Sedangkan kas dan setara kas per 30 September 2021 sebesar Rp 860,9 miliar terutama didorong hasil akumulasi kas dan aktivitas operasi selama sembilan bulan pertama 2021 yang mencapai Rp 506,2 miliar.

Bila memperhitungkan total pinjaman perusahaan yang hanya Rp 496,6 miliar, rasio kas bersih terhadap ekuitas 12,3 persen.

"Kondisi neraca yang sangat kuat ini akan sangat berguna untuk mendukung strategi bisnis perseroan di kemudian hari,” kata dia.

Hingga September 2021, perseroan telah gelontorkan belanja modal Rp 173 miliar. Direktur PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, Arlina Sofia menuturkan, sebagian besar alokasi belanja modal untuk pembangunan pabrik baru di Pekanbaru dan penambahan kapasitas produksi pabrik Palembang.

"Diharapkan keduanya dapat segera beroperasi tahun depan," kata dia.