Sukses

Indosat Masih Tunggu Persetujuan Spektrum Frekuensi Setelah Merger

Kementerian Komunikasi dan Informatika masih evaluasi spektrum frekuensi terkait penggabungan usaha Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) mengumumkan aksi penggabungan usaha atau merger pada September 2021.

Namun, pengumuman tersebut tampaknya hanya permulaan. Lantaran ada persoalan lain yang harus diselesaikan sebelum kedua perusahaan benar-benar bergabung menjadi satu entitas baru, yakni Indosat Ooredoo Hutchison. 

Salah satunya yakni soal spektrum frekuensi. Saat ini, hal tersebut masih dalam evaluasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

"Kami sedang dalam proses persetujuan. Jadi kami bekerja sangat erat dengan semua pihak berwenang dalam hal memenuhi semua persyaratan,” ujar CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha dalam paparan kinerja Perseroan, Kamis (28/10/2021).

"Jadi belum ada jawaban yang bisa diberikan saat ini karena memang masih menunggu approval proses dari beberapa otoritas. Jadi tidak hanya ke Kominfo, tapi juga ada beberapa juga yang memang saat ini masih dalam proses on going,” ia menambahkan.

Sebelumnya,  Menkominfo Johnny G. Plate mengatakan, penggunaan seluruh spektrum dimungkinkan oleh peraturan yang berlaku sesuai dengan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Tim Kemkominfo. 

Saat ini, Indosat Ooredoo memiliki alokasi pita frekuensi 850 MHz dengan lebar 2,5 MHz, 900 MHz selebar 2x10 MHz (20 MHz), frekuensi 1,8 GHz selebar 2x20 MHz (40 MHz), dan frekuensi 2,1 Ghz dengan lebar 2x15 MHz (30 Mhz).

Sementara Tri Indonesia memiliki total alokasi pita frekuensi sebesar 50 MHz dengan rincian frekuensi 1,8 GHz dengan lebar 2x10 MHz (20 MHz) dan frekuensi 2,1 GHz dengan lebar 2x15 MHz (30 MHz).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Gerak Saham ISAT

Pada penutupan perdagangan Kamis, 28 Oktober 2021, saham ISAT naik 2,16 persen ke posisi Rp 7.100 per saham. Saham ISAT dibuka stagnan di posisi Rp 6.950 per saham.

Saham ISAT berada di level tertinggi Rp 7.275 dan terendah Rp 6.900 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.477 kali dengan volume perdagangan 55.424. Nilai transaksi Rp 39,3 miliar.