Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 4,74 triliun hingga September 2021. Realisasi belanja modal tersebut setara 40,75 persen dari total belanja modal yang disiapkan perseroan untuk tahun ini, yaitu Rp 8 triliun.
“Realisasi capex kami sampai dengan 9 bulan di 2021 sebesar Rp 4,74 triliun, turun 20,3 persen dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu Rp 5,95 triliun,” ungkap Director & Chief Financial Officer Indosat Ooredoo, Eyas Assaf dalam paparan kinerja Perseroan, Kamis (28/10/2021).
Namun secara kuartalan, realisasi capex pada kuartal III 2021 sebesar Rp 1,75 triliun. Naik 10,6 persen QoQ.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, Presiden Direktur Indosat Ooredoo, Ahmad Al-Neama menuturkan, perseroan akan melanjutkan peningkatan dan perluasan jaringan perusahaan dengan fokus pada pengembangan 4G/LTE dan jaringan video grade yang mampu memberikan layanan internet yang semakin baik kepada pelanggan.
Peningkatan jaringan ini merupakan bagian dari upaya perseroan untuk mendukung transformasi digital Indonesia.
Sejalan dengan rencana ekonomi digital pemerintah Indonesia dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Adapun hingga kuartal III 2021, Perseroan mencatat pengguna 4G naik 27 persen YoY mencapai 42,7 juta, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 33,6 juta pengguna.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Indosat hingga Kuartal III 2021
Sebelumnya, PT Indosat Tbk (ISAT) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 23,06 triliun hingga kuartal III 2021. Pendapatan itu naik 11,96 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 20,59 triliun.
Merujuk laporan keuangan Indosat yang disampaikan kepada Bursa, Kamis, 28 Oktober 2021, pendapatan tersebut berasal dari segmen selular sebesar Rp 18,79 triliun, naik sekitar 10,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kemudian dari multimedia, komunikasi data, internet (MIDI), tercatat naik 21,38 persen menjadi Rp 3,84 triliun, serta telekomunikasi tetap tercatat sebesar Rp 422,87 miliar atau naik 6,92 persen dari periode yang sama pada 2020.
Pada periode yang sama, jumlah beban Perseroan tercatat sebesar Rp 14,98 triliun. Turun dibandingkan jumlah beban hingga kuartal III 2020 sebesar Rp 18,84 triliun.
Setelah dikurangi lagi dengan beban beban pajak penghasilan, Perseroan mencatatkan laba periode berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 5,8 triliun.
Naik signifikan hingga 1.367,8 persen, membalikkan keadaan dari posisi per September tahun lalu yang alami kerugian sebesar Rp 457,5 miliar. Laba per saham juga naik menjadi Rp 1.067,41 per lembar dari sebelumnya minus Rp 84,19 per saham.
Dari sisi aset Perseroan hingga September 2021 tercatat sebesar Rp 69,85 triliun. Naik 11,26 persen dari posisi 31 Desember 2020 sebesar Rp 62,78 triliun. Rinciannya, untuk aset lancar tercatat sebesar Rp 17,55 triliun, sementara sisanya sekitar Rp 52,29 triliun merupakan aset tidak lancar.
Liabilitas Perseroan tercatat Rp 51,03 triliun hingga kuartal III 2021. Naik 2,33 persen dari posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 49,87 triliun. Terdiri darii liabilitas jangka pendek Rp 26,76 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 24,26 triliun.
Serta dari sisi ekuitas Perseroan sampai dengan September 2021 tercatat sebesar Rp 18,82 triliun. Naik 45,72 persen dari posisi 31 Desember 2020 sebesar Rp 12,91 triliun.
Advertisement