Sukses

Menimbang Rotasi Saham Jelang Akhir 2021

Emiten yang masuk jajaran saham unggulan dan komoditas membukukan kinerja keuangan yang baik.

Liputan6.com, Jakarta - Rilis laporan keuangan kuartal III 2021 menjadi sentimen positif untuk saham unggulan dan komoditas. Aliran dana investor asing yang masuk ke saham unggulan juga turut dongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Mengutip laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia menyebutkan, jelang rilis laporan keuangan kuartal III 2021, sejumlah data menunjukkan pemulihan telah terjadi terutama pada akhir September 2021.

Emiten yang masuk jajaran saham unggulan dan komoditas membukukan kinerja keuangan yang baik. Sedangkan sektor saham emiten ritel dan konsumsi masih berjuang.

Adapun emiten ritel terkena dampak dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada Juli-Agustus, sehingga Ashmore Asset Management mengindikasikan penjualannya tidak sebagus indikasi awal pada akhir September 2021 hingga awal kuartal IV menunjukkan data lalu lintas yang kuat.

Apakah saat ini menjadi saat yang tepat untuk melihat kembali saham berkaitan dengan old economy?

"Kami pikir begitu. Pastinya dalam dua bulan terakhir ini aliran telah datang dengan kuat atau masuk ke saham blue chip, saham yang berkaitan dengan old economy yang mendorong reli IHSG,” tulis Ashmore.

Dengan demikian, melihat hasil kinerja keuangan kuartal III 2021 masih dapat dimengerti. Saham unggulan terpilih juga mengejutkan mengumumkan kinerja keuangan kuartal III 2021 yang positif.

Sementara itu, sektor ritel dan konsumsi akan menjadi sektor untuk putaran berikutnya. Meski kinerja keuangan kuartal III 2021 dari sektor ritel mengecewakan.

“Namun ini mungkin berubah dan probablitas rendah untuk PPKM lainnya sebelum akhir tahun dan menuju liburan sebelum akhir tahun,” tulis Ashmore.

Di sisi lain, tingkat vaksinasi di Indonesia untuk dosis pertama mendapai 54 persen. Hal ini dengan asumsi dari 275 juta penduduk, populasi sebesar 70 persen memenuhi syarat untuk vaksinasi.

Adapun Jakarta dan Jawa diperkirakan dapat dongkrak lalu lintas menjelang akhir tahun. Oleh karena, perkiraan laba ditingkat. Oleh karena itu, saham emiten ritel dinilai lebih menarik dilihat dari valuasi.

“Di antara fund kami, dengan keyakinan besar untuk rotasi ini adalah fund kapitalisasi kecil. Meskipun semua ekuitas dana memiliki eksposur ke naman ini. Kami ulangi rekomendasi kami overweight untuk jangka menengah,” tulis dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Kinerja IHSG Selama Sepekan

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu selama sepekan tepatnya pada 25-29 Oktober 2021. Selama sepekan, IHSG mayoritas ditutup di zona merah.

Pada pekan ini, IHSG merosot 0,79 persen ke posisi 6.591,34. Sedangkan pekan lalu, IHSG masih menguat tipis 0,16 persen ke posisi 6.643,73. Demikian mengutip keterangan tertulis Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu, 30 Oktober 2021.

Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa menyusut 0,77 persen pada 25-29 Oktober 2021 menjadi Rp 8.087,95 triliun dari pekan lalu Rp 8.150,38 triliun.

Rata-rata volume transaksi harian bursa merosot 2,07 persen menjadi 21,63 miliar dari 22,091 miliar pada pekan sebelumnya. Rata-rata frekuensi harian bursa turun 7,32 persen menjadi 1.284.477 kali transaksi dari 1.385.992 kali transaksi pada pekan lalu.

Rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 17,40 persen menjadi Rp 13,41 triliun dari Rp 16,24 triliun pada pekan lalu.

Investor asing membukukan aksi jual Rp 345,81 miliar pada Jumat, 29 Oktober 2021. Meski demikian, investor asing masih melakukan aksi beli saham Rp 39,59 triliun.