Sukses

Widodo Makmur Unggas Kantongi Laba Bersih Rp 144,4 Miliar

Laba bersih Widodo Makmur Unggas (WMUU) juga turut melesat sebesar Rp 144,4 miliar atau tumbuh 176,7 persen YoY.

Liputan6.com, Jakarta - PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) mencatatkan penjualan sebesar Rp 2,19 triliun atau melonjak 167,7 persen hingga kuartal III 2021 YoY. Dari raihan itu, laba bersih Widodo Makmur Unggas juga turut melesat menjadi Rp 144,4 miliar.

Laba bersih Widodo Makmur Unggas itu tumbuh 176,7 persen YoY. Merujuk laporan keuangan Widodo Makmur Unggas yang dilaporkan ke Bursa, penjualan Perseroan paling banyak disumbang oleh segmen karkas senilai Rp 2,08 triliun. Disusul penjualan pakan Rp 114,32 miliar.

Kemudian penjualan ayam broiler komersial sebesar Rp 86,65 miliar, ayam umur sehari Rp 67,9 miliar, dan penjualan telur Rp 59,8 miliar. Dari penjualan, total eliminasi tercatat Rp 222,567 miliar.

Pada periode tersebut, beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp 1,89 triliun, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 712,58 miliar. Sehingga diperoleh laba kotor Rp 302,79 miliar.

Hingga September 2021, aset Perseroan tercatat sebesar Rp 2,11 triliun, naik sekitar 50 persen dibandingkan posisi 31 Desember 2020 sebesar Rp 1,42 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 618,48 miliar dan aset tidak lancar Rp 1,5 triliun.

Pada periode yang sama total liabilitas tercatat Rp 956,47 miliar, naik dari posisi akhir Desember 2020 Rp 739,55 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp503,43 miliar dan sisanya Rp 442,99 miliar merupakan liabilitas jangka panjang.

Dari sisi ekuitas Perseroan hingga September 2021 sebesar Rp 1,16 triliun. Naik hampir 100 persen dibandingkan posisi 31 Desember 2020 sebesar Rp 676,9 miliar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Gerak Saham WMUU

Pada penutupan perdagangan Senin, 1 November 2021, saham WMUU naik 3,87 persen ke posisi Rp 188 per saham. Saham WMUU dibuka naik satu poin ke posisi Rp 182 per saham.

Saham WMUU berada di posisi tertinggi Rp 193 dan terendah Rp 181 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.639 kali dengan volume perdagangan 1.314.179. Nilai transaksi Rp 24,8 miliar.

3 dari 3 halaman

Genjot Kapasitas Produksi pada Kuartal IV 2021

Widodo Makmur Unggas konsisten untuk menjalankan proses pengembangan fasilitas produksi yang menjadi strategi pendorong utama dari pertumbuhan pendapatan serta laba bersih Perseroan.

Investor Relation PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Bramantyo Adi menuturkan, pengembangkan fasilitas produksi di berbagai lokasi strategis guna memperkuat jaringan distribusi dari produk–produk yang dimiliki.

"Salah satu fasilitas yang sudah beroperasi secara penuh adalah Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) di Wonogiri yang memiliki kapasitas produksi hingga 12.000 ekor atau 70.560 ton per tahun dan merupakan RPHU terbesar di Indonesia,” bebernya dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Senin (1/10/2021).

Sebagai penggerak kinerja utama dalam beberapa kuartal ke depan, Bramantyo mengatakan Perseroan fokus terhadap downstream Perseroan yang berfokus pada penyediaan produk karkas ayam dan turunannya yang memiliki perkembangan tren harga yang terus meningkat.

"Selanjutnya strategi pemasaran yang terintegrasi bersama lini bisnis lain di Widodo Makmur Perkasa Group serta pengembangan jaringan distribusi melalui W-hub, W-agent dan W-point yang akan lebih mendekatkan produk Perseroan ke konsumen untuk segala segment,” sebut Bramantyo.

Perseroan juga telah memulai aplikasi energi terbarukan guna dorong peningkatan efisiensi produksi. Berkolaborasi dengan entitas sepengendali PT Langgeng Makmur Perkasa yang juga merupakan bagian dari Widodo Makmur Perkasa Group.

WMUU mengambil langkah pemberdayaan sumber energi ramah lingkungan di fasilitas produksinya untuk mendorong percepatan realisasi komitmen dan visi perusahaan untuk bertransformasi menjadi bisnis hijau, holistik dan berkelanjutan, serta sebagai bukti nyata penerapan prinsip environmental, social and corporate governance (ESG) oleh Perseroan.

"Langkah ini juga akan membawa efisiensi yang luar biasa terhadap pemenuhan kebutuhan energi pada fasilitas produksi Perseroan,” kata Bramantyo.