Sukses

Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan?

Hingga September 2021, beberapa emiten properti telah melaporkan kinerja keuangannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Liputan6.com, Jakarta - Emiten properti mencatatkan kinerja yang moncer hingga kuartal III 2021. Hal ini sejalan dengan kondisi pandemi COVID-19 yang bergerak dalam tren melandai. Di sisi lain, pemerintah juga telah memberikan berbagai stimulus untuk mengerek sektor properti agar tetap menggeliat.

Hingga September 2021, beberapa emiten properti telah melaporkan kinerja keuangannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Di antaranya antara lain PT Pollux Properties Indonesia Tbk (POLL), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), dan PT Sentul City Tbk (BKSL).

Dari sisi pendapatan emiten properti, BKSL mencatatkan pertumbuhan tertinggi yakni 959,15 persen atau menjadi Rp 2,62 triliun, dibandingkan posisi September 2020 sebesar Rp 257,54 miliar. Raihan itu berasal dari segmen utama real estat Rp 2,48 triliun, dan dari lainnya Rp 141,33 miliar.

Disusul POLL yang mencatatkan pendapatan Rp 602,19 miliar hingga kuartal III 2021. Naik 130,73 persen dibandingkan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 260,99 miliar. Pendapatan tersebut berasal dari segmen perkantoran Rp 421,05 miliar, apartemen Rp 178,3 miliar, hotel Rp 466,19 juta, dan pendapatan lainnya Rp 3,38 miliar.

Selanjutnya pendapatan DMAS hingga September 2021 tercatat Rp 1,31 triliun, naik 99,58 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 654,99 miliar. Rinciannya, berasal dari segmen properti Rp 1,3 triliun dan hotel Rp 8,25 miliar.

Di posisi terakhir, ada LPKR yang pendapatannya naik 43,45 persen, menjadi Rp 10,75 triliun dari posisi September 2020 sebesar Rp 7,5 triliun. Angka itu diperoleh dari pendapatan real estate development Rp 3,,03 triliun, real estate management & services Rp 7,94 triliun, fund management/investments Rp 23,17 juta.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Kinerja Laba

Kendati pendapatan LPKR tumbuh lebih kecil dibandingkan yang lain, tetapi Perseroan berhasil menekan rugi yang tercatat jauh lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pada periode ini, LPKR mencetak laba usaha Rp 1,81 triliun. Namun, setelah dikurangi dengan beban keuangan dan pajak, Perseroan mencatatkan rugi 573,3 miliar. Angka itu jauh lebih baik dibandingkan posisi September 2020 yang tercatat rugi hingga Rp 2,34 triliun.

Kondisi serupa juga dialami oleh BKSL. Hingga kuartal III 2021, Perseroan mencatatkan laba yang dapat didistribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 313,37 miliar. Berbanding terbalik dari posisi hingga kuartal III tahun lalu yang minus Rp 325,53 miliar.

Sementara POLL mencatatkan laba Rp 71,85 miliar, naik 204, 27 persen dari Rp 23,62 miliar hingga kuartal III 2020. Dan DMAS mencatatkan Rp 634,64 miliar hingga kuartal III 2021, naik 109,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 302,45 miliar.

 

3 dari 3 halaman

Kinerja Aset dan Liabilitas

Dari sisi aset hingga kuartal III 201, hanya LPKR yang mencatatkan kenaikan dari posisi per 31 Desember 2020. Aset LPKR naik 21,6 persen, menjadi Rp 63,06 triliun dibandingkan posisi per 31 Desember 2020 sebesar Rp 51,87 triliun. rinciannya, sebesar Rp 33,5 triliun merupakan aset lancar dan sisanya Rp 29,56 triliun merupakan aset tidak lancar.

POLL mengukuhkan aset senilai Rp 6,94 triliun. Turun tipis dibandingkan posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 7,02 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 2,62 triliun dan aset tidak lancar Rp 2,88 triliun. Aset DMAS hingga kuartal III 2021 tercatat sebesar Rp 6,5 triliun, turun sekitar 3,7 persen dibandingkan posisi per 31 Desember 2020 sebesar Rp 6,75 triliun.

DMAS mencatatkan aset lancar Rp 3,58 triliun dan aset tidak lancar Rp 2,92 triliun. Aset BKSL tercatat mengalami penurunan yang paling besar, yakni minus 7,13 persen. Menjadi Rp 17,06 triliun hingga kuartal III 2021, dari Rp 18,37 di akhir Desember 2020. Terdiri dari aset lancar Rp 5,82 triliun dan Rp 11,24 triliun merupakan aset tidak lancar.

Liabilitas POLL turun 4,22 persen menjadi Rp 5,3 triliun, dari Rp 5,54 triliun di akhir tahun lalu. Sementara ekuitas naik 10,6 persen menjadi Rp 1,64 triliun dibandingkan posisi per 31 Desember 2020.

Pada periode ini, liabilitas LPKR tercatat naik 42,62 persen, menjadi Rp 40,35 triliun dibandingkan akhir 2020 Rp 28,29 triliun.

Sedangkan ekuitas turun 3,65 persen dibandingkan posisi per Desember 2020 menjadi Rp 22,71 triliun. DMAS mencatatkan liabilitas sebesar Rp 684,7 miliar hingga kuartal III 2021, turun 44,07 persen dari posisi per 31 Desember sebesar Rp 1,22 triliun.

Pada periode yang sama, ekuitas tercatat sebesar Rp naik 5,24 persen menjadi Rp 5,82 triliun. Selanjutnya BKSL mencatatkan penurunan liabilitas paling dalam sebesar 20,13 persen, menjadi Rp 6,49 triliun hingga kuartal III 2021, dari Rp 8,12 triliun pada akhir 2020. Ekuitas BKSL tercatat naik 3,17 persen, menjadi Rp 10,58 triliun dari Rp 10,25 triliun di akhir Desember 2020.