Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten batu bara telah menyampaikan laporan keuangan hingga kuartal III 2021. Sebagian emiten batu bara mencatatkan kenaikan pendapatan. Hal itu salah satunya didorong dengan kenaikan harga batu bara.
Sementara ini, hingga kuartal III 2021, PT Harum Energy Tbk (HRUM) mencatatkan pertumbuhan pendapatan tertinggi dari emiten lain yang tealah menampaiakn laporan keuangan kepada Bursa. HRUM mencatatkan pendapatan USD 205,55 juta atau sekitar Rp 2,94 triliun, naik 51 persen yoy.
Disusul PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan selisih kenaikan tipis, yaitu 50,84 persen yoy atau Rp 19,4 triliun. Di posisi selanjutnya, PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) yang mengukuhkan kenaikan pendapatan 40,3 persen yoy, yakni USD 80,14 juta atau sekitar Rp 1,15 triliun.
Advertisement
Baca Juga
Selanjutnya, ada PT United Tractors Tbk (UNTR) yang mencatatkan pendapatan Rp 57,8 triliun, naik 24,44 persen yoy. PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) USD 198,2 juta atau sekitar Rp 2,83 triliun, naik 24,14 persen yoy.
Kemudian PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) yang mencatatkan pendapatan Rp 1,62 triliun, naik 31,7 persen yoy. Serta pertumbuhan pendapatan paling kecil dicatatkan oleh PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) yakni sebesar Rp 714,6 miliar, naik 0,9 persen yoy.
Sementara yang lain catatkan kenaikan, pendapatan PT Samindo Resources Tbk (MYOH) malah turun 9,14 persen yoy menjadi USD 120,16 juta atau sekitar Rp 1,72 triliun hingga September 2021.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kenaikan Laba
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, sejumlah emiten juga mencatatkan kenaikan laba. Bahkan ada yang berhasil membalikkan posisi dari rugi selama periode sembilan bulan tahun lalu, menjadi untung.
Seperti KKGI yang mengukuhkan laba periode berjalan yang didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 9,24 juta atau sekitar Rp 132,07 miliar. Berbanding terbalik dari posisi pada periode yang sama tahun lalu yang catatkan rugi USD 7,5 juta.
Kondisi serupa juga dicatatkan oleh CNKO. Meski belum membukukan laba, namun Perseroan berhasil menekan rugi hingga kuartal III 2021 menjadi Rp 75,71 miliar dari Rp 139,5 miliar pada periode yang smaa tahun lalu.
Sementara pertumbuhan laba tertinggi dicatatkan oleh MYOH yang berhasil meraup USD 21,23 juta atau sekitar Rp 303,54 miliar, naik 48,6 persen yoy.
Disusul PTBA yang berhasil membukukan laba Rp 4,77 triliun, naik 176 persen yoy. Kemudian laba MBAP naik 91,4 persen yoy menjadi USD 48,86 juta atau sekitar Rp 698,43 miliar hingga kuartal III 2021.
Kemudian UNTR dengan kenaikan 46,44 persen yoy menjadiRp 7,82 triliun, dan HRUM yang mengukuhkan USD 37,54 juta atau sekitar Rp 536,6 miliar, naik 45,84 persen yoy hingga September tahun ini.
Â
Advertisement
Sisi Aset
Dari sisi aset, DWGL mencatatkan kenaikan tertinggi. Hingga kuartal III 2021, Perseroan membukukan aset Rp 1,04 triliun, naik 48 persen ytd.Â
Liabilitas DWGL tercatat Rp 1,05 triliun atau naik 38,55 persen ytd. Serta ekuitas tercatat minus Rp 5,67 miliar, angka ini mengalami perubahan signifikan dari minus Rp 52,55 miliar pada akhir Desember 2020.
Kemudian HRUM mencattakan aset USD 692,81 juta, naik 39 persen ytd. Liabilitas dan ekuitas masing-masing tercatat sebesra USD 163,73 juta dan USD 529,08 juta, atau naik 273 persen ytd dan 16,33 persen yoy.
Pada periode ini, PTBA membukukan aset sebesar Rp 32,2 triliun, naik 33,8 persen ytd. Liabilitas dan ekuitas maing-masing tercatat Rp 11,27 triliun dan Rp 21 triliun hingga kuartal III 2021, atau masing-masing naik 57 persen ytd dan 24 persen ytd.
Selanjutnya, aset MBAP tercatat sebesar USD 225,24 juta, naik 23,8 persen ytd hingga kuartal III 2021. Liabilitas dan ekuitas masing-masing terctaat USD 77,03 juta dan USD 148,21 juta, atau nik 76,06 persen ytd dan 7,23 persen ytd.
Aset UNTR hingga Spetember tahun ini tercatat Rp 110,7 triliun, naik 11 persen ytd. Liabilitas naik 12,5 persen ytd menjadi Rp 41,23 triliun di kuartal III 2021. Pada periode ini, ekuitas UNTR naik 10 persen ytd menjadi Rp 69,5 triliun.
Selisih sedikit, KKGI mencatatkan kenaikan aset 10,22 persen ytd atau senilai USD 119,8 juta. Liabilitas dan ekuitas masing-masing tercatat USD 28,43 juta atau naik 16,33 persen ytd. Serta ekuitas naik 8,5 persen ytd menjadi USD 84,25 juta.
CNKO juga mencatatkan kenaikan total aset menjadi Rp 1,19 triliun hingga kuartal III 2021, naik 7,23 persen ytd. Sementara liabilitas tercatat sebesar Rp 2,42 triliun, naik 6,7 persen ytd. Serta ekuitas minus Rp 1,2 triliun, membaik dari posisi akhir Desember yang minus Rp 1,15 triliun.
Di posisi selanjutnya ada MYOH yang membukukan aset senilai USD 155,05 juta, naik 2,6 persen ytd. Liabilitas tercatat turun 7 persen ytd menjadi USD 20,5 juta hingga Spetember 2021. Sementara ekuitas naik 4,3 persen ytd menjadi USD 134,55 juta.
Â
Â
Â
Â