Liputan6.com, Jakarta - Keramahan satpam PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sudah menjadi rahasia umum. Bahkan tak jarang kinerja satpam BCA dinilai sebagai tolok ukur bagi sejumlah pekerjaan lain terkait layanan publik.
Wakil Presiden Direktur BCA, Armand Hartono mengatakan, hal ini utama karena layanan yang optimal. Ia menambahkan, layanan prima ini tidak terbentuk secara serta merta, melainkan juga perlu proses panjang untuk membangunnya.
"Kesuksesan BCA memberikan layanan berkesan tersebut dibangun selama tiga dekade lamanya,” kata dia dalam ASEAN Marketing Summit 2021, Kamis (4/11/2021).
Advertisement
Baca Juga
Armand menekankan, hirarki pada ekosistem kerja sudah tidak lagi relevan. Ia menilai, satpam seharusnya dijuluki mitra daripada karyawan.
Di sisi lain, stigma keramahan yang beredar soal satpam BCA tidak menurunkan esensi keamanan yang dijunjung oleh profesi tersebut. Dia menuturkan, ini menjadi hal baik yang bisa dicontoh perusahaan lainnya.
"Mereka (satpam) senang untuk terlibat dengan klien dan dengan kami, dengan itu mereka menjadi lebih peka. Hal ini tidak mengurangi tingkat keamanan, justru meningkatkan tingkat keamanan karena mereka lebih waspada, dan lebih terlibat” kata dia.
"Saya pribadi mengenal semua penjaga keamanan di sekitar saya, dan ini adalah budaya yang harus kita bangun di perusahaan, kita orang Asia, ini tentang membangun komunitas.” Armand menambahkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
BCA Suntik Modal Bank Digital hingga Rp 4 Triliun
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menambah modal ke entitas anak, PT Bank Digital BCA senilai Rp 2,7 triliun. Sehingga, modal usaha Bank Digital BCA kini menjadi Rp 4 triliun.
“Pada September 2021, BCA meningkatkan modal anak perusahaan bank digital BCA sebesar Rp 2,7 triliun, menjadi Rp 4 triliun,” ungkap Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam paparan kinerja Perseroan, Kamis, 21 Oktober 2021.
Jahja menambahkan, dengan modal kerja tersebut, diharapkan Bank Digital BCA senantiasa berinovasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan nasabah, serta memperluas ekosistem yang dimiliki.
Dalam beberapa kesempatan, Jahja menekankan perlunya membnagun performa yang baik sebelum mengantarkan anak usahanya melantai di Bursa. Sehingga Jahja mengaku cukup senang lantaran Bank Digital BCA terus mencatatkan kinerja yang memuaskan.
"Untuk digital yang secara umum ya kita cukup happy dengan perkembangan bank digital kita. Kita lihat akuisisi rekening cukup besar. Dana yang sudah dikumpulkan kurang lebih terakhir Rp 800 miliar dalam waktu singkat,” kata dia.
Sejalan dengan itu, transaksi harian di Bank Digital BCA saat ini tercatat mencapai 100 ribu transaksi per hari. Jahja menegaskan, selain jumlah nasabah atau akun tercatat, transaksi harian ini juga menjadi fakta penting yang dapat menggambarkan kinerja anak usaha yang lahir Juli 2021 itu.
"Ini yang penting. Bukan hanya number of accounts. Buat apa account banyak tapi tidak ada transaksi. Kita happy sekali dengan performa Bank Digital ini dan produknya yang betul-betul milenial banget dan perkembangan ini menunjukkan fakta,” kata Jahja.
Menurut Jahja, untuk melantai di Bursa, perusahaan perlu menghimpun fakta-fakta terkait kinerjanya. Hal itu untuk memberikan keyakinan mengenai kelanjutan perusahaan pada masa mendatang.
“Makanya saya katakan sekali lagi, kalau kita IPO, nanti kita akan mengumpulkan fakta-fakta yang sudah dicapai oleh bank digital kita,” pungkasnya.
Advertisement