Sukses

Mitratel Patok Harga IPO Rp 800 per Saham

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau disebut Mitratel akan meraup dana Rp 20,43 triliun dari IPO.

Liputan6.com, Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau disebut Mitratel telah menetapkan harga saham perdana Rp 800 dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Sebelumnya Mitratel menawarkan harga IPO Rp 775-Rp 975 per saham.

“Benar. (Harga IPO ditetapkan Rp 800 per saham-red),” ujar Direktur Utama PT BRI Danareksa Sekuritas Friderica Widyasari Dewi saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (6/11/2021).

Saat ditanya mengenai minat investor saat masa book building, Friderica belum menjelaskan lebih detil.

Dengan harga IPO yang ditetapkan Rp 800 per saham, Mitratel berpotensi meraup dana Rp 20,43 triliun dari IPO.  Target perolehan dana IPO tersebut termasuk salah satu yang terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebelumnya PT Bukalapak.com Tbk meraup dana IPO sebesar Rp 21,90 triliun pada 2021. Total dana IPO terbesar lainnya juga diraih PT Adaro Energy Tbk sebesar Rp 12,225 triliun, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sebesar Rp 6,29 triliun.

Adapun Mitratel akan memakai dana IPO antara lain sekitar 90 persen untuk belanja modal dan sisanya modal kerja. Rincian 90 persen untuk belanja modal itu antara lain sekitar 44 persen digunakan untuk belanja modal organik antara lain mengembangkan dan memperluas hubungan dengan pelanggan melalui penambahan penyewa kolokasi yang mencakup berbagai pengeluaran terkait dengan penguatan dan penambahan menara.

Selain itu, pembangunan menara baru dan penambahan site baru termasuk biaya sewa lahan baru untuk dibangun untuk pesanan built-to-suit untuk berbagai operator telekominukasi dan ekspansi ke teknologi dan layanan yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara telekomunikasi.

Sementara itu, sekitar 56 persen akan digunakan untuk belanja modal anorganik. Hal itu antara lain untuk akuisisi strategis portofolio menara berkualitas di Indonesia terutama menara yang dimiliki oleh operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia dan akuisisi strategis produk, teknologi dan layanan baru yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara perseroan di Indonesia.

Saham yang ditawarkan dalam IPO ini seluruhnya saham baru yang terdiri dari sebanyak-banyaknya 25.540 000.000 saham.Mewakili sampai dengan sebanyak-banyaknya 29,85 persen dari modal mitratel setelah IPO.

Dalam rangka IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Mandiri Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas.

Adapun jadwal IPO Mitratel yaitu:

-Masa penawaran awal pada 26 Oktober-4 November 2021

-Perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 12 November 2021

-Perkiraan masa penawaran umum pada 16-18 November 2021

-Perkiraan tanggal penjatahan pada 18 November 2021

-Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 19 November 2021

-Perkiraan tanggal pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November 2021.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Proporasi Menara di Luar Jawa Cukup Besar

Analis PT Sucor Sekuritas, Hendriko Gani menuturkan, Mitratel adalah salah satu emiten menara telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan proporsi menara yang tersebar di luar Jawa cukup besar.

“Hal ini menarik karena dapat menjadi pilihan bagi para telco operator ketika ingin menyewa tower untuk keperluan ekspansi di luar Jawa,” ujar Hendriko saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, Mitratel juga masih memiliki neraca keuangan yang kuat. "Dengan net debt/LTM Ebitda di semester 2021 berada pada level 2,3 kali di bawah peersnya TOWR dan TBIG,” kata dia.

Saat ditanya mengenai potensi terserap investor mengingat penggalangan dana yang ramai di pasar modal,Hendriko optimistis IPO Mitratel dapat terserap.

“Melihat ramainya aksi IPO emiten dan semuanya terserap saya rasa IPO MItratel kali ini juga bisa terserap,” ujar dia.

Adapun yang perlu diperhatikan investor, menurut Hendriko adalah pandangan dari investor. Apakah investasi pada saham Mitratel ini keputusan jangka panjang buat investor atau hanya trading jangka pendek.

“Karena kalau menggunakan data-data fundamental dari IPO, biasanya analisis lebih berlaku untuk investor dengan view jangka menengah maupun panjang,” tutur dia.