Sukses

Melihat Kinerja Emiten Rumah Sakit hingga Kuartal III 2021

Enam emiten rumah sakit sudah menyampaikan laporan keuangan hingga kuartal III 2021. Berikut ulasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten rumah sakit sudah mengumumkan kinerja kuartal III 2021. Emiten rumah sakit mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba hingga September 2021.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Bursa Efek Indonesia (BEI), enam emiten rumah sakit telah merilis laporan keuangan hingga kuartal III 2021. Emiten rumah sakit yang sudah sampaikan kinerja keuangan hingga September 2021 antara lain PT Bundamedik Tbk (BMHS),  PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO).

Selain itu,  PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), dan PT Kedoya Adraya Tbk (RSGK).

Dari rilis laporan keuangan kuartal III 2021 tersebut, emiten rumah sakit tersebut membukukan kinerja positif dengan mencatat pertumbuhan pendapatan dan mencetak laba bersih. Bahkan pertumbuhan pendapatan mencapai double digit hingga kuartal III 2021.

PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) mencatat pertumbuhan tertinggi secara persentase hingga kuartal III 2021. Sarana Meditama Metropolitan mencatat pendapatan Rp 986,88 miliar hingga kuartal III 2021. Realisasi pendapatan ini tumbuh 101,23 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 490,40 miliar.

Perseroan juga mencetak laba bersih Rp 147,17 miliar hingga kuartal III 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan alami rugi Rp 457,65 miliar.

Emiten pendatang baru PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) membukukan pertumbuhan pendapatan mencapai 75,09 persen menjadi Rp 345,61 miliar hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 197,38 miliar.

Perseroan juga mencatat laba bersih naik 1.138 persen menjadi Rp 69,67 miliar hingga kuartal III 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 5,62 miliar.

Kemudian emiten rumah sakit lainnya yang catat pertumbuhan pendapatan tinggi yaitu PT Bundamedik Tbk (BMHS). Emiten pendatang baru ini juga meraih pertumbuhan pendapatan 62,65 persen selama sembilan bulan pertama 2021. PT Bundamedik Tbk mencatat pendapatan Rp 1,32 triliun hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 813,34 miliar.

Pertumbuhan pendapatan PT Bundamedik Tbk mendorong laba bersih naik 189,63 persen menjadi Rp 192,05 miliar hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 66,30 miliar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kinerja HEAL hingga SILO

Disusul PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL). Medikaloka Hermina meraih pendapatan Rp 4,62 triliun hingga kuartal III 2021. Realisasi pendapatan itu tumbuh 60,50 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,88 triliun. Pendapatan tersebut mendorong laba bersih naik 195,18 persen menjadi Rp 773,14 miliar hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 261,91 miliar.

Selanjutnya PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) mendulang pendapatan Rp 3,40 triliun hingga kuartal III 2021. Realisasi pendapatan itu tumbuh 47,09 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,31 triliun.

Pertumbuhan pendapatan itu mendorong laba bersih  bertambah 68 persen menjadi Rp 882,76 miliar hingga kuartal III 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya, Mitra Keluarga Karyasehat mencatat laba bersih Rp 525,44 miliar.

Sementara itu, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) membukukan pendapatan dari non spesialis naik 46,71 persen dari Rp 4,01 triliun hingga kuartal III 2020 menjadi Rp 5,88 triliun hingga kuartal III 2021.

Sementara itu, dari pendapatan spesialis naik menjadi Rp 1,25 triliun hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 987,57 miliar. Perseroan mencetak laba bersih Rp 531,95 miliar hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 48,79 miliar.

 

3 dari 4 halaman

Prediksi Kinerja SILO

Dalam hasil riset yang dipublikasikan Trimegah Sekuritas, analis emiten Heribertus Ariando dan Ignatius Samon memproyeksikan pertumbuhan SILO akan terjaga pada masa mendatang.

Pendapatan SILO tahun ini diperkirakan mencapai Rp 7,8 triliun dengan laba bersih Rp 584 miliar. Sedangkan tahun lalu Rp 7,11 triliun dengan laba bersih Rp 116 miliar.

Pada tahun depan, SILO akan melakukan berbagai investasi di bidang digital sehingga diperkirakan mengurangi pendapatan menjadi Rp 7,7 triliun dengan laba bersih Rp 535 miliar. Namun, pada 2023 raihan pendapatan SILO akan melonjak mencapai Rp 8,34 triliun dengan laba bersih diperkirakan mencapai Rp 630 miliar. 

"Investasi digital menjadi fokus untuk mengembangkan cabang teknologi kesehatannya. Ekspansi kapasitas di sekitar 2 rumah sakit baru per tahun organik dan anorganik (akan memacu pertumbuhan),” tulis analis Trimegah Sekuritas.

4 dari 4 halaman

Kinerja MIKA Sesuai Prediksi Analis

Sementara itu, pada 3 November 2021, dalam laporan PT CGS CIMB Sekuritas Indonesia menyebutkan, kinerja keuangan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk hingga September 2021 in-line dari prediksi CGS-CIMB. Namun, kinerja keuangan Mitra Keluarga Karyasehat di atas konsensus Bloomberg.

Dalam riset yang disusun analis Patricia Gabriella dan Marcella Regina menyebutkan, sejak Oktober kasus COVID-19 di Indonesia terus menurun sehingga pihaknya prediksi jumlah kasus COVID-19 lebih sedikit pada kuartal IV 2021. “Ini akan menurunan revenue per pasien dan margin. Pasien non COVID-19 mungkin akan pulih dan menopang pertumbuhan ke depan,” seperti dikutip dari laporan tersebut.

Dengan melihat kondisi, diproyeksikan laba bersih kuartal IV 20210 akan turun kuartal per kuartal dan pangkas earning per share pada 2021-2023 sebesar 12-14 persen memperhitungkan profitabilitas yang lebih rendah.

Selain itu, dalam laporan tersebut menyampaikan prediksi pertumbuhan penjualan kembali normal ke lima persen dan laba bersih tiga persen. Hal ini seiring prediksi COVID-19 beralih ke endemik pada 2022.

“Kami downgrade MIKA dari add ke hold dan menurunkan target price ke Rp 2.400 dari sebelumnya Rp 2.700, berdasarkan EV/EBITDA 20X pada 2022. Hal ini karena investor akan price in performa growth MIKA setelah COVID-19,” dikutip dari riset tersebut.