Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar perusahaan tercatat telah merilis laporan keuangan kuartal III 2021. Hasil laporan keuangan perusahaan tercatat atau emiten tersebut mencatat kejutan yang positif.
Secara agregrat, pendapatan meningkat 25 persen year on year (yoy) dan laba bersih 61 persen yoy. Dalam laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia, kinerja keuangan emiten yang positif itu didorong jarga komoditas dan pembalikan mobilitas lebih cepat dari perkiraan.
Hingga sembilan bulan pertama 2021, laba emiten yang sudah dicapai 79 persen dari total perkiraan. Hal ini menyiratkan peningkatan kinerja keuangan.
Advertisement
Baca Juga
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 3,5 persen pada kuartal III 2021 sedikit lebih rendah dari konsensus yang sebesar 3,8 persen yoy tetapi masih menyiratkan beberapa potensi pertumbuhan pada kuartal IV 2021.
"Dikombinasikan dengan kontribusi selama sembilan bulan pertama 2021 untuk estimasi setahun penuh, kemungkinan akan memberikan booster untuk perkiraan 2021, dan dasar pertumbuhan pada 2022,” demikian mengutip dari laporan Ashmore Asset Management Indonesia, Minggu (7/11/2021).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Melihat Kinerja Sektor Saham
Lalu sektor mana yang unggul dan kinerja paling buruk?
Sektor komoditas dan siklikal mencatat pemulihan yang kuat karena peningkatan mobilitas dan harga komoditas. Namun, sektor yang menggunakan komoditas paling terpukul karena biaya. Kemudian yang terakhir alami lonjakan biaya sementara penjualan masih lesu. Hal ini mengakibatkan tekanan margin yang semakin menurun dari semester I 2021.
"Taktikal sektoral masih menjadi kunci. Saat kita menuju akhir tahun, sebagian besar investor jangka panjang sudah posisikan untuk pemilihan saham 2022 Konsensus perkirakan pertumbuhan 2022 13,3 yoy dengan asumsi pertumbuhan 45 persen yoy pada 2021,” tulsi Ashmore.
Kemampuan sektor yang unggulan yang akan diuji melalui kinerja yang memberikan imbal hasil lebih baik ketimbang perkiraan laba pada saat yang sama akan diinvestasikan oleh investor lokal dan asing.
"Secara keseluruhan kami optimis pada pasar saham memasuki 2022, kami menemukan reksa dana yang aktif akan tetap lebih unggul ketimbang pasif,” tulis Ashmore.
Advertisement