Sukses

Rekor Baru, Harga Bitcoin Tembus Rp 963 Juta

Harga bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa karena berada di angka USD 67.673 atau setara dengan Rp963,2 juta

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sempat menurun, dua aset kripto berhasil mencapai tonggak baru pada Senin 8 November 2021 malam. Harga bitcoin kembali tembus rekor tertinggi.

Seperti dilansir dari CNN, Selasa (9/11/2021), harga bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa karena berada di angka USD 67.673 atau setara dengan Rp963,2 juta (kurs Rp14.234) menurut CoinMarketCap.

Peningkatan harga bitcoin ini terjadi beberapa minggu setelah mencapai level tertinggi, yakni USD 67.000 atau meningkat hingga 12 persen. Sementara itu, Ethereum juga mencapai rekor tertinggi karena berada di harga USD 4.822 atau setara dengan Rp69,4 juta.

Peningkatan yang terjadi membuat bitcoin mengalami bullish. Meskipun lebih dari 13.000 cryptocurrency terdaftar di CoinMarketCap, bitcoin tetap menjadi aset digital paling dominan. Beberapa investor telah memperkirakan keuntungan yang lebih besar untuk aset ini.

Meski demikian, kritik terus-menerus terhadap cryptocurrency atau aset kripto diberikan CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon.

Dalam beberapa kesempatan ia menyebut, bitcoin merupakan aset tidak berharga. Namun, ProShares Bitcoin Strategy ETF yang mulai diperdagangkan akhir bulan lalu justru mengalami kenaikan 10,95 persen pada hari yang sama. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Harga Bitcoin Dekati Posisi Tertinggi dalam Tiga Minggu

Sebelumnya, harga bitcoin menguat ke posisi teratas pada Senin (8/11/2021) disusul ether yang mencetak rekor baru. Hal ini seiring aset kripto didorong gelombang momentum, aliran dana yang masuk, berita positif dan ketakutan inflasi.

Harga bitcoin melompat lebih dari empat persen ke posisi USD 66.170 atau setara Rp 943,59 juta (asumsi kurs Rp 14.326 per dolar AS).

Harga bitcoin dekati level USD 67.016,50 atau setara Rp 955,63 juta yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dicapai pada 20 Oktober 2021. Sementara ether menopang jaringan ethereum beranjak ke rekor tertinggi senilai USD 4.768 atau setara Rp 67,99 juta.

Ether meningkat 59 persen sejak awal Oktober sedangkan bitcoin sekitaar 51 persen. Tren positif ini tidak terlepas dari sambutan para investor atas peluncuran bitcoin berjangka yang diperdagangkan di bursa berjangka pada bulan lalu.

Faktor lainnya adalah investor sedang mencari eksposur dalam aset kripto yang dinilai mampu melindungi dari nilai inflasi.

Analis IG Markets Kyle Rodda menuturkan, turunnya hasil riil, disebabkan pelaku pasar bersiap menghadapi inflasi sehingga meningkatkan daya tarik ke aset lain seperti emas dan aset kripto yang tidak bayar kupon. Dia menambahkan suasana di sektor ini (aset kripto)  juga bagus.

"Lembaga keuangan ingin menjadi bagian dari itu (kripto) di mana tidak ada tekanan berat dari regulator. Kami hampir melewati inflection point yaitu bagian dari sistem yang akan sangat sulit untuk melepaskannya,” ia menambahkan dilansir dari Channel News Asia, Senin, 8 November 2021.

Pekan lalu wali kota terpilih New York Eric Adams mengatakan dia akan menerima tiga gaji pertamanya dalam bitcoin. Adams pun mengisyaratkan niatnya untuk menjadikan kotanya sebagai “ "centre of the cryptocurrency industry" (pusat industri aset kripto). Hal serupa juga digaungkan oleh  wali kota Miami. 

Dalam beberapa minggu terakhir, bank terbesar Australia mengatakan akan menawarkan perdagangan kripto kepada pelanggan ritel. Otoritas Singapura nampaknya tergoda terhadap kelas aset kripto. Selain itu, limpahan dari kondisis positif di saham juga sejalan memberikan dukungannya.