Sukses

Gelar Rights Issue, Ini Strategi YELO Genjot Kinerja Usaha

Direktur Utama Yelooo Integra Datanet Wewy Suwanto menuturkan, salah satu tujuan rights issue untuk pengembangan bisnis ke beberapa sektor.

Liputan6.com, Jakarta - PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) siap mengembangkan bisnis baru seiring dilaksanakannya rights issue. Melalui aksi korporasi tersebut, YELO berniat mengembangkan bisnis ke sektor lokal data untuk menjawab lonjakan permintaan konektivitas di tengah masyarakat.

Direktur Utama Yelooo Integra Datanet Wewy Suwanto menuturkan, salah satu tujuan rights issue untuk pengembangan bisnis ke beberapa sektor, antara lain bisnis digital product, data dalam negeri dan internet cepat berbasis fiber optic.

Perseroan bertransformasi dari yang dulu fokus pada luar negeri, saat ini mulai perlahan-perlahan diubah ke dalam negeri dan sudah membawa hasil signifikan terhadap pendapatan perusahaan.

"Pada tahun ini kami menargetkan dapat meraih pendapatan sebesar Rp 60 miliar,” ujar Wewy dalam keterangan tertulis, Selasa (9/11/2021).

Pada 2020, perseroan mengalami penurunan signifikan akibat pandemi COVID-19. Seluruh kegiatan perjalanan wisata berhenti total. Tercatat pendapatan 2020 hanya mencapai Rp 2,27 miliar.

Sejak awal tahun, perseroan mulai mengubah segmentasi ke pelanggan dalam negeri dengan jangkauan pasar para pekerja WFH (work from home). Layanan yang ditawarkan adalah Passpod. Saat ini Passpod juga menambah layanan digital product berupa paket data operator lokal.

Selain itu, YELO akan fokus pada penyediaan Infrastruktur dan layanan Internet cepat berbasis fiber optic, dengan aplikasi berbasiskan conectivity akan menjadi dasar dari seluruh pengguna YELO.

“Kami yakin langkah ini dapat memberikan hasil yang positif bagi perusahan ke depan. Apalagi industri travel mulai bangkit kembali sehingga layanan Connectivity di 120 negara akan makin melengkapi layanan Conectivity YELO dari dalam dan luar negeri,” tambah Wewy.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Dana Hasil Rights Issue

Perkembangan aksi korporasi yaitu penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue), perusahaan akan melaksanakan masa exercise saham pada 12- 18 November 2021.

Dalam aksi korporasi tersebut, YELO memberikan kesempatan bagi para investor untuk memilih untuk menebus atau menjual rights-nya.

Apabila investor memilih menebus, harga yang ditetapkan Perseroan adalah Rp 100 per saham setelah didiskon dari harga saham awal sebesar Rp 400 per lembar saham.

Wewy menyampaikan dana hasil aksi korporasi ini akan digunakan untuk akuisisi 69,85 persen saham PT Abdi Harapan Unggul (AHU) milik PT Artalindo Semesta Nusantara (ASN) dengan setoran dalam bentuk inbreng dengan saham perseroan sebanyak 695 juta saham

Selama masa exercise right issue, perusahaan sudah dapat diperdagangkan baik di dalam maupun di luar bursa. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dianggap tidak berlaku lagi apabila HMETD tidak dilakukan hingga akhir periode.

“Total dana yang berhasil dihimpun selanjutnya digunakan untuk mengakuisisi 28 persen saham AHU miliki Roby Tan atau sejumlah 280.000 saham AHU. Sedangkan sisanya akan dimanfaatkan sebagai modal kerja Perseroan,” ujar Wewy.

 

 

3 dari 3 halaman

Gerak Saham YELO

Pada penutupan perdagangan Selasa, 9 November 2021, saham YELO naik 33,76 persen ke posisi Rp 210 per saham. Saham YELO dibuka naik tiga poin ke posisi Rp 160 per saham.

Saham YELO berada di level tertinggi Rp 210 dan terendah Rp 160 per saham. Total frekuensi perdagangan 693 kali dengan volume perdagangan 107.864.

 

Reporter: Ayesha Puri