Sukses

Penjualan Kino Indonesia Turun Tipis hingga Kuartal III 2021

PT Kino Indonesia Tbk (KINO) mencatat penurunan kinerja pendapatan dan laba bersih hingga kuartal III 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 yang masih terjadi membuat penjualan PT Kino Indonesia Tbk (KINO) turun 5,8 persen hingga kuartal III 2021.   Dalam pemaparannya, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Kino Indonesia, Budi Muljono menyebut, kenaikan penjualan secara signifikan sempat dirasakan perseroan sebelum pandemi terjadi.

"Jadi kalau dilihat, kita sejak IPO di 2018 mengalami kenaikan cukup signifikan sampai 30 persen dari sisi penjualan sampai tahun 2019. Tapi kita kena impact juga di market lokal dan impor pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19 yang terjadi," kata Budi.

Pada 2018, tercatat perusahaan mampu mengukuhkan penjualan hingga Rp3,61 triliun. Angka tersebut mengalami peningkatan signifikan karena 2019 perseroan berhasil mencapai Rp4,67 triliun.

"Penjualan kembali mengalami penurunan di tahun 2020 karena mengukuhkan Rp4,02 triliun. Untuk kuartal III tahun lalu itu Rp3,11 triliun," ujarnya.

Pandemi yang masih terjadi ternyata mampu membuat penjualan perseroan menurun 5,8 persen menjadi Rp2,93 triliun.

"Tahun lalu kita masih mendapatkan penjualan yang baik di kuartal I," ujarnya.

Terkait laba kotor dan margin laba kotor KINO mengalami penurunan 9,2 persen. Dari Rp1,51 triliun di kuartal III tahun lalu menjadi Rp1,37 triliun.

"Kalau ditanya kenapa, ini lebih kepada penjualan per segmen. Di sini terlihat untuk perawatan tubuh turun 26 persen dari Rp1,58 triliun menjadi Rp1,17 triliun," tuturnya.

Sedangkan untuk segmen makanan mengalami peningkatan 1 persen dari Rp302 miliar menjadi Rp305 miliar. Hal yang sama juga dialami segmen minuman.

Untuk segmen ini terjadi peningkatan 19 persen dari Rp1,183 triliun menjadi Rp1,409 triliun. Untuk farmasi juga mengalami kenaikan 12 persen dari Rp41 miliar menjadi Rp46 miliar.

"Untuk laba bersih dan margin laba bersih, tahun ini kita masih mengalami penurunan 49 persen dari Rp161 miliar di kuartal III tahun lalu menjadi Rp82 miliar di periode yang sama tahun ini," ujar dia.  

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Kinerja Keuangan hingga Kuartal III 2021

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kino Indonesia Tbk mencatat penjualan Rp 2,93 triliun hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,11 triliun.

Beban pokok penjualan turun menjadi Rp 1,55 triliun hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,59 triliun.

Sementara itu, laba kotor susut menjadi Rp 1,37 triliun hingga September 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba kotor tercatat Rp 1,51 triliun.

Perseroan mencatat kenaikan sejumlah beban antara lain beban umum dan admistrasi naik menjadi Rp 302,91 miliar hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 288,38 miliar.

Beban bunga bertambah menjadi Rp 116,82 miliar hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 88,70 miliar. Selain itu, laba kurs turun dari Rp 2,25 miliar hingga September 2020 menjadi Rp 1,01 miliar hingga September 2021.

Sementara itu, laba penjualan aset tetap naik menjadi Rp 9,14 miliar hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 869,02 juta.

Perseroan mencatat laba bersih Rp 81,83 miliar hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 160,7 miliar hingga September 2020.

Dengan demikian, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun menjadi Rp 58 hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 113.

Total ekuitas naik menjadi Rp 2,63 triliun hingga September 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 2,57 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 2,68 triliun hingga September 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 2,67 triliun.

Sementara itu, total aset naik menjadi Rp 5,31 triliun hingga September 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 5,25 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 176,84 miliar hingga 30 September 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 183,99 miliar.