Sukses

IPO Widodo Makmur Perkasa Diminati Investor

PT Widodo Makmur Perkasa Tbk menawarkan harga perdana di kisaran Rp 160 hingga Rp 220 per lembar saham.

Liputan6.com, Jakarta - PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) akan segera mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan baru menyelesaikan tahap book building yang berakhir pada 9 November 2021 dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

CEO Widodo Makmur Perkasa, Tumiyana mengungkapkan pada tahap tersebut, saham perseroan diminati oleh banyak investor. Namun demikian, Tumiyana belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut lantaran masih dalam proses kalkulasi.

"Saya belum boleh sampaikan. setengah 5 nanti saya baru compile datanya. Saya takut salah. Tapi animonaya begitu kuat karena ini industri pangan. Kita akan shortage ke depan,” kata Tumiyana dalam press conference, Rabu (10/11/2021).

Di sisi lain, ia mengatakan Widodo Makmur Perkasamemiliki posisi yang kuat di pasar, mengingat perusahaan bergerak di sektor riil dan belum ada pembandingnya di Indonesia.

Ditambah dengan perubahan iklim, sehingga Tumiyana menilai produksi pangan akan mengalami shortage atau kelebihan permintaan.

"Minatnya kuat. Jadi saya belum dapat feedback lengkap secara keseluruhan dari book building. Angkanya relatif bagus mudah mudahan nanti subscribenya di atas yang pernah kita lakukan,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Rincian IPO

Pada gelaran IPO, WMP melepaskan 8.333.333.300 saham atau setara 25 persen dari total saham yang dicatatkan. Perseroan menawarkan harga saham di kisaran Rp 160 hingga Rp 220 per lembar saham.

Adapun dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham, yakni sekitar 11,43 persen akan digunakan untuk membiayai pengembangan kerjasama operasi (Joint Operation) export yard, logistik dan rumah potong hewan di Australia.

Sekitar 19,05 persen akan digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas peternakan terintegrasi dan perkebunan jagung di Sumatera, Sulawesi dan Papua.

Kemudian sekitar 19,05 persen akan digunakan untuk pemberian modal kepada Entitas Anak Perseroan. Sekitar 17,90 persen akan digunakan untuk pembayaran utang Perseroan dan grup. Serta sisanya sekitar 32,57 persen akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, terutama untuk pembelian bahan baku.