Liputan6.com, Jakarta - PT Avia Avian Tbk atau yang lebih dikenal dengan Avian Brands merupakan usaha milik keluarga Tanoko. Telah berkembang lebih dari 4 dekade, saat ini Avia Avianmemiliki empat entitas anak usaha yang secara langsung dan 1 entitas anak tak langsung.
Entitas anak tersebut yakni PT Tirtakencana Tatawarna yang memiliki 96 pusat distribusi, PT Solusi Rumah Praktis yang menyediakan jasa pengecatan di sekitar Jakarta, PT Tirtakencana Batamindo (yang dimiliki melalui PT Tirtakencana Tatawarna) dengan wilyah distribusi di daerah Batam.
Selain itu terdapat juga PT Bangun Bersama Solusindo yang merupakan joint venture (dengan pemilikan 50:50) dengan Saint Gobain Group yang memproduksi pelapis anti bocor 2 komponen berbahan dasar semen, serta PT Multipro Paint Indonesia, yang bergerak di bidang manufaktur cat marine dan protective.
Advertisement
Baca Juga
Terus melebarkan sayap, Avian Brands berencana melanjutkan ekspansi jaringan distribusi, serta mencari peluang untuk ekspansi, termasuk joint venture dan merger serta akuisisi.
Selain itu, Avian Brands akan selalu menjaga operational excellence, serta fokus pada sustainability dan corporate responsibility.
Saat ini, Avian Brands memiliki pangsa pasar cat dekoratif terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 20 persen untuk penjualan sepanjang 2020. Hal ini berdasarkan hasil survei Frost & Sullivan. Avian Brands juga mempunyai profil keuangan cukup baik.
Tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan rata-rata berada di atas dua digit dan tingkat laba melebihi rata-rata industri sejenis, dengan tingkat marjin EBITDA terakhir di atas 30 persen pada periode Mei 2021. Kemampuan arus kas juga kuat, cash conversion rate mencapai 91 persen pada tahun 2020. Avian Brands memiliki dua segmen usaha.
Pertama, segmen architectural solutions yang merupakan cat dekoratif. Kedua, segmen trading goods yang merupakan produk-produk pelengkap.
Segmen architectural solutions menyumbang 79 persen terhadap penjualan pada 2020 dan berkontribusi 92,5 persen terhadap laba kotor konsolidasi.
Segmen ini mempunyai margin laba yang jauh lebih tinggi dari trading goods. Ke depannya, dua segmen tersebut akan tetap dipertahankan untuk memaksimalkan laba dan pertumbuhan perusahaan.
p>* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lepas 10 Persen Saham ke Publik
Sebelumnya, PT Avia Avian Tbk resmi melangsungkan penawaran umum saham perdana atau initial public
November 2021, PT Avia Avian Tbk akan menawarkan 6.200.000.000 saham atau 6,20 miliar saham ke publik dalam rangka IPO. Jumlah saham itu setara 10,01 persen.
Adapun harga perdana ditawarkan di offering (IPO). Dalam pemaparannya, perusahaan resmi menawarkan sebanyak-banyaknya 10 persen saham kepada publik, baik investor domestik dan internasional.
Avia Avian menunjuk Morgan Stanley, UBS, dan Credit Suisse sebagai joint global coordinators, serta PT Mandiri Sekuritas sebagai domestic lead underwriter. Sesuai rencana, roadshow dan penawaran awal (bookbuilding) saham Avia Avian akan dilangsungkan pada 12 sampai dengan 18 November 2021.
Mengutip laman e-ipo.co.id, Jumat, 12 kisaran Rp 780-Rp 930 per saham. Total dana yang akan diraup dari IPO antara Rp 4,83 triliun-Rp 5,76 triliun.
"Avian juga berkomitmen untuk membagikan laba bersihnya minimal 50 persen yang akan diatribusikan kepada pemegang saham. Untuk offering price per share itu Rp780 hingga Rp930," kata Oki Ramadhana, Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Jumat, 12 November 2021.
Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 29 November 2021. Selanjutnya, masa penawaran umum akan dilaksanakan pada tanggal 1-3 Desember 2021, serta pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Desember 2021.
Advertisement
Penggunaan Dana IPO
Terkait dana hasil IPO, perusahaan cat dekoratif ini akan menggunakannya sebagai modal kerja, belanja modal (capital expenditure), dan pembayaran kembali utang bank Avian Brands dan entitas anak.
Keperluan belanja modal termasuk pembelanjaan modal fasilitas manufaktur ketiga milik Avian Brands yang diperkirakan selesai dibangun pada 2025 di Cirebon. Lokasi ini akan menjadi fasilitas manufaktur terbesar Avian Brands dengan kapasitas produksi sebesar 225.000 metrik ton per tahun.
"Sebagai pemimpin pasar di industri cat dekoratif, dengan pusat distribusi terbanyak di Indonesia per 31 Mei 2021 berdasarkan laporan Frost & Sullivan, Avian Brands sangat siap untuk menangkap kesempatan yang ada," ujar Wakil Direktur Utama Avian Ruslan Tanoko.
Saat ini, Avian Brands memiliki 2 pabrik yang terintegrasi. Pabrik utama di Sidoarjo, Jawa Timur dan pabrik kedua di Serang, Banten. Total kapasitas secara kolektif lebih dari 286.000 metrik ton per tahun.
Selain itu, per Mei 2021 Avian Brands memiliki 96 pusat distribusi milik perusahaan ditambah 30 pusat distribusi dari pihak ketiga. Secara keseluruhan, pusat distribusi tersebut melayani lebih dari 52.000 toko bahan bangunan yang tersebar di Indonesia.
Sejumput Kisah Perjalanan Avian
Perseroan ini didirikan oleh Soetikno Tanoko pada 1 November 1978. Pada awal pendirian, pabrik hanya produksi cat kayu dan besi. Saat itu, lokasi dari pabrik berada di Sidoarjo, Jawa Timur. Seiring waktu berjalan, pada 1981, perseroan mulai masuk ke segmen cat tembok dengan merek Avitex.
Pada 1983, anak tertua, Wijono Tanoko bergabung ke Avian. Sementara itu, anak termuda Hermanto Tanoko bergabung pada 1982, dengan demikian generasi kedua dari Soetikno Tanoko mulai terlibat di operasi pabrik cat. Demikian mengutip laman perseroan, Jumat pekan ini.
Avian pun mulai ekspansi dengan produksi cat automotive, termasuk top coats, primers dan cat spray pada 1985. Pada tahun berikutnya, 1986, perseroan mulai produksi dengan membeli tiga reactor dari Korea.
Pada 1987, perseroan membeli lahan seluas 60.000 meter persegi untuk ekspansi fasilitas pabrik dan fasilitas gudang seiring peningkatan penjualan.
Avian investasi ke pembuatan pabrik kaleng metal untuk menyelesaikan Kendala di suplai atas permintaan yang terus meningkat pada 1992.
Untuk memperkuat penetrasi dan penjualan produk di Indonesia Barat, perusahaan membangun pabrik cat kedua di Serang, sekitar Jakarta.
Pada 2000, generasi ketiga dari Soetikno Tanoko ikut membantu di perusahaan. Cucu tertua, Ruslan Tanoko membantu di divisi sales dan marketing.
Kemudian, PT Tirtakencana Tatawarna, anak usaha dari Avia Avian dibentuk sebagai perusahaan distribusi pada 2001. Tugas dari perusahaan ini mengembangkan pusat distribusi di banyak lokasi di Indonesia. Pada 2005, pusat distribusi sudah mencapai 20 lokasi.
Perseroan terus ekspansi. Kali ini dengan masuk segmen semen instan. Pada 2011, perseroan membangun pabrik semen instan dan memasarkan produk di bawah merek Giant Mortar.
Pada 2012, PT Tirtakencana Tatawarna terus menambah pusat distribusi. Perseroan mencapai 55 lokasi. Pada 2014, perseroan menambah kapasitas produksi sebanyak 80.000 metrik ton untuk cat tembok dan cat pelapis anti bocor.
Pada 2016, perseroan membeli tanah di Cirebon, Jawa Barat. Tanah seluas 12 hektar ini direncanakan untuk membangun pabrik ketiga. Pada 2016, pusat distribusi mencapai 62 lokasi. Pada 2017, perseroan menambah 50.000 metrik ton kapasitas produksi seiring permintaan produk yang meningkat. Pada 2019, perseroan memiliki pusat distribusi mencapai 90 lokasi.
Pada 2020, pusat distribusi di bawah naungan PT Tirtakencana Tatawarna mencapai 95 lokasi. Selain itu, perseroan juga selesaikan pembangunan atas gedung 5.000 meter persegi untuk pusat riset, pengembangan dan inovasi. Gedung ini dinamakan Avian Innovation Center.
Advertisement