Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat kini memiliki kesadaran berinvestasi. Akan tetapi, kadang seseorang termasuk generasi muda investasi yang dilakukan tersebut hanya sekadar ikut-ikutan teman dan hanya melihat keuntungan saja.
Untuk menghindari hal tersebut, Perencana Keuangan One Shildt Financial Planning Mohamad Andoko membagikan tips bagi investor terutama investor muda agar tidak terjebak dengan tren ikut-ikutan teman atau fear of missing out (fomo). Cara jitu ini yaitu 5B + 1A.
Pertama, belajar tentang produk-produk investasi Saat ini sudah banyak bermunculan produk investasi mulai dari saham, reksa dana, obligasi, aset kriptfo dan lain sebagainya.
Advertisement
Baca Juga
Sebagian kaum milenial justru memilih langsung intrumen dengan risiko tinggi antara lain saham, kripto atau forex. Alasannya karena dirasa lebih cepat menghasilkan cuan atau sekadar ikut-ikutan teman dan tren saja.
Padahal, bagi setiap investor wajib hukumnya untuk mengetahui seluk beluk mulai dari A-Z dari setiap produk invetasi. Hal ini agar sesuai harapan yakni mendapat keuntungan besar bukan malah buntung.
Kedua, belajar situasi pasar yang dipengaruhi sentimen internal dan eksternal. Andoko mennggambarkan dengan situasi pasar saham seiring fluktuasi produk investasi ini selalu dipengaruhi faktor eksternal.
Misalnya sentimen dari COVID-19, ekonomi global, hingga ekonomi makro. Dengan mengetahui sistem kerja, investor dapat lebih hati-hati dan bijaksana saat menentukan pilihan produk investasi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belajar Strategi
Ketiga, belajar strateginya. Mayoritas investor di Indonesi baik itu dari kalangan anak muda dan orangtua karena teman, sahabat, keluarga, atau rekan kerja.
"Kebanyakan orang yang investasinya anjlok atau invesdisebabkan karena dia sekadar ikut-ikutan saja. Padahal investasi adalah harus melakukan analisa, analisa dan analisa,” tegasnya.
Untuk saham bisa menggunakan strategi fundamental maupun stratgei teknikal. Strategi fundamental adalah analisa berdasarkan laporan keuangan.
Sementara, strategi teknikal yaitu analisa dengan cara melihat chart atau historical. Strategu lainnya seperti buy and hold (membeli saham untuk jangka panjang) serta dolar cost averaging (tidak peduli kenaikan ataupun penurunan saham tetapi akumulasi).
Keempat, belajar dari para pelaku pasar atau ahli. Seperti kata pepatah “pengalaman adalah guru terbaik” ini pun belaku dalam investasi.
Dengan mengetahui pengalaman pelaku investasi sehingga akan mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan agar selanjutnya tidak terjadi pada kita. Kelima, belajar mengelola emosi karena investasi terkait dengan emosi. Selanjutnya yaitu action.
"Jangan lupa kalau sudah belajar tetapi tidak ada aksinya sama saja Anda belum belajar,” ujar dia.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement