Sukses

Transaksi Saham BBYB Sentuh Rp 749,2 Miliar di Pasar Negosiasi

Di pasar negosiasi, saham BBYB naik 2,94 persen ke posisi Rp 2.100 per saham pada Jumat, 19 November 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) ditransaksikan signifikan di pasar negosiasi pada perdagangan Jumat, (19/11/2021).

Mengutip data RTI, transaksi saham BBYB  mencapai Rp 749,2 miliar di pasar negosiasi. Total frekuensi perdagangan saham BBYB sebanyak enam kali dengan volume perdagangan 3.730.771 saham.

Di pasar negosiasi, saham BBYB naik 2,94 persen ke posisi Rp 2.100 per saham. Saham BBYB berada di level tertinggi Rp 2.100 dan terendah Rp 1.850 per saham.

Sementara itu, di pasar regular, saham BBYB turun 2,68 persen ke posisi Rp 2.180 per saham. Saham BBYB dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 2.260 per saham.

Saham BBYB berada di level tertinggi Rp 2.380 dan terendah Rp 2.130 per saham. Total frekuensi perdagangan 28.508 kali dengan volume perdagangan 5.234.748. Nilai transaksi Rp 1,1 triliun.

Adapun pemegang saham BBYB per 29 Oktober 2021 antara lain PT Akulaku Silvrr Indonesia sebesar 24,98 persen, PT Gozco Capital sebesar 16,53 persen, Yellow Black Enterprise Ltd sebesar 11,10 persen, Rockcore Financial Technology sebesar 6,12 persen, masyarakat 41,27 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

IHSG Sentuh Rekor Tertinggi Baru pada 19 November 2021

Analis prediksi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat kembali sentuh rekor tertinggi baru. Hal ini setelah IHSG menyentuh posisi tertinggi sepanjang masa di 6.720.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (19/11/2021),  IHSG naik 1,26 persen ke posisi tertinggi sepanjang masa di 6.720,26. Pada perdagangan jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.720,98 dan terendah 6.651,77.

Sebelumnya, IHSG pernah sentuh level tertinggi pada penutupan perdagangan Kamis, 11 November 2021 di 6.691,34.

Dengan kenaikan IHSG 1,26 persen membawa IHSG tumbuh 12,40 persen secara year to date.

Data perdagangan pada Jumat pekan ini juga mencatat kenaikan. Total frekuensi perdagangan tercatat 1.292.875 kali dan nilai transaksi harian Rp 13,40 triliun. Volume perdagangan 20,19 miliar saham. Kapitalisasi pasar tercatat Rp 8.246 triliun.

Namun, investor asing melakukan aksi jual Rp 141,22 miliar pada Jumat, 19 November 2021. Total transaksi pembelian saham oleh investor asing mencapai Rp 38,35 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG cukup baik pada perdagangan jelang akhir pekan ini. Ia mengatakan, IHSG menguat didorong neraca pembayaran Indonesia (NPI) yang surplus pada kuartal III 2021. Tercatat NPI surplus USD 10,7 miliar atau setara Rp 152,2 triliun, setelah defisif USD 0,4 miliar pada kuartal sebelumnya.

Kinerja NPI itu didukung oleh transaksi berjalan yang mencatat surplus, berbalik dari kuartal sebelumnya yang tercatat deficit. Selain surplus transaksi modal dan finansial yang makin meningkat.

Transaksi berjalan pada kuartal III 2021 mencatat surplus, terutama ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang yang naik signifikan.

Transaksi berjalan pada periode laporan mencatat surplus USD 4,5 miliar (1,5 persen dari PDB), setelah pada kuartal sebelumnya defisit USD 2 miliar (0,7 persen dari PDB).

“Ya dengan neraca perdagangan yang surplus, hal ini berarti ekspor lebih besar dari impor. Berarti kondisi ekonomi sudah mulai pulih dan baik. Pengaruhnya berarti Indonesia masih baik untuk berinvestasi,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Herditya perkirakan, seiring IHSG tembus 6.714 secara teknikal, IHSG berpotensi ke 6.750-6.800.”Selama IHSG masih mampu bergerak di atas 6.621, kami perkirakan pergerakan IHSG cenderung melanjtukan penguatannya ke 6.750-6.800,” kata dia.

Herditya mengatakan, ada peluang penguatan terbatas untuk IHSG pada Senin, 22 November 2021. Dengan IHSG sentuh rekor baru, Herditya mengatakan pelaku pasar dapat terapkan strategi trading dahulu. “Untuk sentiment nampaknya dari ancaman kenaikan COVID-19,” kata dia.

“Dari eksternal pergerakan Bursa Amerika Serikat mixed dan juga dari bursa Asia pun juga mixed. Nampaknya juga minim sentimen,” ujar dia.