Sukses

Alibaba Ingatkan Pertumbuhan Pendapatan Melambat Sejak Debut IPO

Alibaba berharap pendapatan fiskal 2022 dapat melonjak 20 persen sehingga menjadi 23 persen.

Liputan6.com, Jakarta Alibaba Group Holding memproyeksikan pendapatan tahunan 2021 tumbuh dengan laju paling lesu sejak penawaran umum perdana atau initial public offering atau IPO pada 2014.

Kondisi ini disebabkan oleh  hasil kuartal II meleset dari perkiraan akibat konsumsi masyarakat lambat. Selain itu faktor lain datang dari pengawasan peraturan yang lebih ketat dari regulator China.

Alibaba berharap pendapatan fiskal 2022 dapat melonjak 20 persen sehingga kenaikan dari tahun ke tahun (YoY) menjadi 23 persen. Demikian mengutip dari Channel News Asia, ditulis Sabtu (20/11/2021).

Pekan lalu, perusahaan mencatat penjualan paling lambat terjadi pada Single’s Day tahunan, sebuah festival belanja daring terbesar di dunia.

Perusahaan teknologi China sedang berada di bawah tekanan. Lantaran pemerintah China melakukan tindakan keras kepada perusahaan konglongmerat di Beijing mulai dari Alibaba hingga Didi Global. Hal ini dilakukan guna  menekan antimonopoli dengan alasan keamanan.

Tindakan keras pun merugikan perusahaan gim China dan raksasa media sosial Tencent Holdings. Kedua perusahaan pun turut membukukan pertumbuhan pendapatan kuartalan paling rendah sejak penawaran perdana pada 2004.

Founder Alibaba Jack Ma tidak lagi terlihat setelah melakukan kritis keras atas sistem regulasi China pada tahun lalu.

Imbasnya perusahaan menghadapi pengawasan sangat ketat lantas membuat IPO Ant Group ditangguhkan pada November 2020. Dari IPO tersebut, Ant Group berpotensi mengantongi dana senilai USD 37 miliar atau Rp 524,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.209 per dolar AS).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Melambat

Perkembangan pendapatan raksasa e-commerce meningkat 29 persen dengan nilai 200,69 miliar yuan setara USD 31,44 miliar (atau Rp 446,7 triliun).

Selama enam bulan terakhir perkembangannya paling lambat. Tidak dipungkiri perolehan pendapatannya pun jauh berada di bawah dugaan pakar. Rata-rata analis prediksi pendapatan Alibaba sebesar 294,93 miliar yuan, menurut data Refinitiv.

Harga saham yang diperdagangkan sekitar 11,20 yuan per saham. Nominal ini di bawah perkiraan yakni sebesar 12,36 yuan.

Afiliasi fintech Alibaba, Ant Group, mencatat laba kuartalan berjumlah 19,7 miliar yuan untuk kuartal yang berakhir Juni. Perusahan milik Ma mencatat keuntungan dari Ant masih menunggak seperempat bagian lainnya. (Ayesha Puri)