Liputan6.com, Jakarta - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menargetkan kenaikan penjualan 26 persen pada 2022. Hal itu merujuk pada sejumlah perbaikan yang dicatatkan Krakatau Steelsepanjang 2021.
"Kita menargetkan peningkatan penjualan 26 persen di 2022. Kalau dari sisi profitabilitas kita selalu melakukan improvement. Artinya di 2022 kita berusaha untuk resultnya lebih baik dari 2021," ujar Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim dalam paparan publik Perseroan, Selasa (23/11/2021).
Hingga Oktober 2021, Krakatau Steel mencatatkan penjualan USD 1,86 miliar atau sekitar Rp 26,53 triliun (kurs Rp 14.261 per USD). Capaian itu naik 73,18 persen dibandingkan penjualan pada Oktober 2020 sebesar USD 1,07 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Pada periode yang sama, produktivitas Perseroan meningkat. Dari sisi shipment naik 20 persen dari Oktober 2020 sebesar 1.296 KT menjadi 1.555 KT pada Oktober 2021. Sementara dari sisi produksi naik 35 persen dari Oktober 2020 sebesar 1.207 KT menjadi 1.628 KT pada Oktober 2021.
Laba bruto Perseroan naik 64 persen yoy menjadi USD 212 juta hingga Oktober 2021. Hingga Oktober 2021, Perseroan pencatatan biaya SGA yang naik lantaran terjadi kenaikan pada biaya penjualan atau ongkos angkut.
Dari semula USD 30 juta menjadi USD 33 juta di Oktober 2021. Serta pengakuan cadangan piutang tidak tertagih sebesar USD 6,5 juta. rinciannya, entitas induk sebesar USD 3,6 juta dan anak USD 2,9 juta.
Laba bersih Perseroan hingga Oktober 2021 naik menjadi USD 74 juta, dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mengalami rugi hingga USD 45 juta.
"Selain dari kinerja Krakatau Steel induk, pencapaian ini tidak lepas dari kontribusi EBITDA dari anak-anak usaha terlihat cukup signifikan," ungkap Silmy.
Dari sisi EBITDA Perseroan berhasil mencapai realisasi secara year to date (YTD) 2021 sebesar USD 148 juta, atau 2,3 kali di atas realisasi 2020 sebesar USD 65 juta. Terdapat peningkatan atas kontribusi anak perusahaan sebesar USD 87,3 juta pada tahun ini dibandingkan realisasi tahun sebelumnya USD 61,7 juta.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berencana Rights Issue
Sebelumnya, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue tahun depan. Direktur Utama PT Krakatau Steel, Silmy Karim mengatakan, Perseroan menargetkan perolehan dana mencapai USD 200 juta dalam aksi tersebut.
"Untuk rights issue rencananya di 2022. Waktunya kita masih memperhitungkan antara kuartal II atau kuartal III. Besarnya sekitar USD 200 juta atau sekitar Rp 3 triliun,” ujar Silmy dalam paparan publik Perseroan, Selasa, 23 November 2021.
Silmy menambahkan, aksi ini bukanlah rencana baru. Melainkan bagian dari rencana restrukturisasi Perseroan untuk memperbaiki posisi utang. Adapun untuk tahun ini, Perseroan berencana membayar utang senilai USD 200 juta. Kemudian untuk tahun depan rencananya jumlah utang yang kana dibayar sebesar USD 500 juta.
"Tahun depan right issue untuk memperbaiki struktur modal dan mengurangi utang. Karena di tahun ini kita juga berencana mengurangi USD 200 juta, tahun depannya inshaallah kita kurangi lagi USD 500 juta,” ujar Silmy.
Dalam hal restrukturisasi keuangan, Krakatau Steel berhasil melakukan restrukturisasi hutang pada tahun 2020 yang pada saat itu menjadi restrukturisasi terbesar di Indonesia dengan jumlah Rp 29 triliun.
Melalui restrukturisasi hutang, Krakatau Steel dapat menurunkan total beban bunga hutang selama sembilan tahun dari Rp12,3 triliun menjadi Rp 6,7 triliun sehingga total penghematan yang didapat dari restrukturisasi hutang tersebut adalah sebesar Rp 9,9 triliun.
"Di kuartal IV tahun ini, restrukturisasi utang Krakatau Steel akan berkurang sebesar Rp 2,9 triliun,” ujar Silmy sebelumnya.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 23 November 2021, saham KRAS turun 0,95 persen ke posisi Rp 520 per saham. Saham KRAS dibuka stagnan Rp 525 per saham.
Saham KRAS berada di level tertinggi Rp 530 dan terendah Rp 520 per saham. Total frekuensi perdagangan 961 kali dengan volume perdagangan 79.984. Nilai transaksi Rp 4,2 miliar.
Advertisement