Liputan6.com, Jakarta - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) atau Chandra Asri melalui anak perusahaan PT Chandra Asri Perkasa menggandeng empat kontraktor untuk mengerjakan Front-End Engineering Design (FEED).
Empat kontraktor itu antara lain Toyo Engineering Corporation, Samsung Engineering Co Ltd Wood dan Royal HaskoningDHV (PT Haskoning Indonesia) untuk pengerjaan FEED di kompleks petrokimia kedua berskala global milik Chandra Asri di Indonesia.
FEED merupakan tahapan kunci untuk perencanaan rinci proyek CAP2 dan akan diikuti dengan proses seleksi untuk para kontraktor teknis, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction (EPC)). Final Investment Decision (FID) akan diambil oleh para pemegang saham setelah seleksi EPC selesai.
Advertisement
Chandra Asri menargetkan untuk mengambil FID pada 2022 dan operasional CAP2 akan dimulai dari 2026.
Baca Juga
Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra menuturkan, pihaknya sangat antusias untuk mengumumkan proyek kompleks petrokimia kedua telah memasuki babak baru yang menarik dengan terpilihnya empat kontraktor internasional terkemuka untuk mengerjakan FEED.
“Kami akan bekerja sama dengan kontraktor terpilih untuk membuat kemajuan dalam proyek CAP2 sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan bersama,” ujar dia dikutip dari keterangan tertulis dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (24/11/2021).
Pihaknya berharap dapat merealisasikan proyek CAP2 dengan dimulainya pengerjaan FEED. Selain itu, mengandalkan rekam jejak kinerja dalam menyelesaikan Integration Master Plan untuk kompleks yang sudah terlebih dahulu ada dengan lancar dan aman.
“Hal ini akan memperkuat posisi kami sebagai mitra pertumbuhan bagi segenap sektor industri lainnya dan juga bagi perekonomian nasional,” ujar dia.
Salah satu kontraktor menyambut positif pengerjaan proyek tersebut. Presiden dan Chief Executive Officer Toyo Engineering Corporation, Haruo Nagamatsu menuturkan, pihaknya sangat senang mendengar deklarasi Chandra Asri tentang fase baru dari proyek tersebut. Pihaknya juga bangga TOYO telah terpilih sebagai salah satu kontraktor FEED untuk paker Ethylene Cracker.
“Untuk keberhasilan penyelesaian proyek CAP2 dan kontribusinya terhadap pertumbuhan industri petrokimia Indonesia, kami berkomitmen untuk memberikan layanan profesional terbaik yang didukung oleh banyak pengalaman bersama Chandra Asri,” ujar dia.
Demikian juga dengan kontraktor terpilih lainnya yang juga sambut positif kontrak baru tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menambah Total Produksi
Sebelumnya pada Juli 2021, Chandra Asri memilih Thaioil sebagai investor strategis untuk bermitra dalam pengembangan CAP2, setelah melalui proses seleksi yang ketat dan komprehensif.
Pada September 2021, Chandra Asri berhasil menyelesaikan proses Penawaran Umum Terbatas yang berhasil mengumpulkan modal ekuitas tambahan sebesar Rp15,5 triliun (USD1,1 miliar).
Transaksi tersebut merupakan salah satu rights issue terbesar yang pernah dilakukan di BEI, dan memberikan dasar ekuitas yang solid bagi Perseroan untuk melanjutkan rencananya mengembangkan CAP2 dengan Neraca Keuangan yang kokoh.
Pada Oktober 2021, Chandra Asri mengumumkan MOU dengan Aramco Trading Company untuk mengamankan pasokan bahan baku untuk CAP2, langkah lanjut setelah ada komitmen Thaioil untuk juga memasok nafta dan LPG.
Kompleks petrokimia kedua Chandra Asri atau CAP2 merupakan upaya Perseroan dalam menjawab tantangan dan peluang yang muncul dari pertumbuhan permintaan produk petrokimia dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan impor.
Kompleks terbaru berskala global ini nantinya akan terdiri terintegrasi sepenuhnya dengan pabrik Chandra Asri yang telah ada di Cilegon dan akan terdiri dari Naphtha Cracker, Butadiene, High Density Polyethylene (HDPE), Polypropylene (PP), Aromatic (Benzene, Toluene, dan Mixed Xylenes), serta Low Density Polyethylene (LDPE) – yang juga akan menjadi pabrik LDPE pertama di Indonesia.
Kompleks CAP2 akan menambah kapasitas total produksi Perseroan dari 4,2 juta ton menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun.
Hal ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi industri petrokimia hilir lokal, mengurangi beban impor, serta mendukung penciptaan lapangan kerja dan cita-cita Industri 4.0 di Indonesia
Advertisement