Sukses

Produsen Air Minum Cleo Siap Tebar Dividen Interim Rp 29,89 Miliar

Dividen interim untuk tahun buku 2021 yang akan PT Sariguna Primatirta Tbk, produsen air minum kemasan Cleo tersebut setara Rp 2,5 per saham.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO)  akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 29,89 miliar. Dividen interim untuk tahun buku 2021 yang akan PT Sariguna Primatirta Tbk, produsen  air minum kemasan Cleo tersebut setara Rp 2,5 per saham.

Dividen interim itu akan dibagikan kepada 11.959.987.600 saham setelah memperhitungkan saham yang dibeli kembali oleh Sariguna Primatirta.

Perseroan membagikan dividen interim tunai tersebut berdasarkan keputusan sirkuler direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 22 November 2021.

Berikut jadwal pembayaran dividen interim tunai untuk tahun buku 2021:

-Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen)

Pasar regular dan negosiasi pada 2 Desember 2021

Pasar tunai pada 6 Desember 2021

-Awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen)

Pasar regular dan negosiasi pada 3 Desember 2021

Pasar tunai pada 7 Desember 2021

-Tanggal daftar pemegang saham yang berhak dividen (recording date) pada 6 Desember 2021

-Tanggal pembayaran dividen tunai pada 20 Desember 2021

Pada penutupan perdagangan Kamis, 25 November 2021, saham CLEO turun 2,14 persen ke posisi Rp 458 per saham.

Saham CLEO dibuka stagnan di posisi Rp 468 per saham. Saham CLEO berada di level tertinggi Rp 470 dan terendah Rp 458 per saham. Total frekuensi 1.057 kali dengan volume perdagangan 42.833. Nilai transaksi Rp 2 miliar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Kinerja Keuangan

Sebelumnya, PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 802,94 miliar hingga kuartal III 2021. Naik 11,55 persen dibandingkan penjualan periode sama tahun lalu sebesar Rp 719,79 miliar.

Dalam laporan keuangan Perseroan yang disampaikan pada Bursa, segmen botol menyumbang penjualan paling besar yakni Rp 463,38 miliar. Disusul segmen botol sebesar Rp 320,66 miliar. Kemudian non botol, dan segmen lain-lain Rp 18,90 miliar.

Sejalan dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan turu mengalami kenaikan menjadi Rp 457,17 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 410,58 miliar. Sehingga diperoleh laba bruto Rp 345,77 miliar hingga kuartal III 2021, naik 11,82 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 309,22 miliar.

Beban penjualan hingga September 2021 sebesar Rp 94,4 miliar, turun dibandingkan tahun lalu Rp 103,6 miliar. Beban umum dan administrasi Rp 55,07 miliar, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 50,75 miliar.

Serta beban keuangan tercatat turun, dari sebelumnya Rp 19,99 miliar menjadi Rp 13,2 miliar hingga kuartal III 2021.

Pada periode yang sama, Perseroan mencatatkan pendapatan sewa sebesar Rp 3,1 miliar, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,6 miliar. Selisih kurs bersih tercatat Rp 536,55 juta, turun dari sebelumnya Rp 758 juta.

Rugi penjualan dan pelepasan aset tetap hingga kuartal III 2021 tercatat sebesar Rp 14,3 miliar, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 13,37 miliar. Serta lain-lain bersih sebesar Rp 1,69 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang minus Rp 5,1 miliar.

Sehingga laba sebelum beban pajak final dan pajak penghasilan sebesar Rp 174,12 miliar. Naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 120,47 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak, Sariguna Primatirta mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk hingga kuartal III 2021 sebesar Rp 136,6 miliar. Naik 44,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 94,28 miliar.

Dari sisi aset Perseroan hingga September 2021 tercatat sebesar Rp 1,35 triliun. Naik dari posisi per 31 Desember 2021 sebesar Rp 1,31 triliun. Rinciannya, aset lancar sebesar Rp 302,58 miliar. Sisanya sekitar 1,05 triliun merupakan aset tidak lancar.

Liabilitas tercatat sebesar Rp 367,63 miliar, turun dari Rp 416,19 miliar pada 2020. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 192,15 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 175,48 miliar.

Sementara ekuitas Perseroan sampai dengan kuartal III 2021 tercatat sebesar Rp 986,94 miliar. Naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 894,75 miliar.

Â