Liputan6.com, Jakarta - Ritel asal Swedia Ikea menjadi tuan tanah di Jepang dengan menawarkan apartemen minimalis yang bertempat di sekitar kawasan Tokyo.
Dari rincian laporan Ikea, bangunan tersebut mempunyai luas 10 meter persegi atau 107 kaki persegi. Lokasi apartemen terletak di distrik Shinjuku dengan biaya sewa sebesar 99 yen atau USD 0,86 (setara Rp 12,2 ribu, estimasi kurs Rp 14.282 per dolar AS) per bulan.
Ikea hanya menyediakan satu unit saja, interior bangunan dilengkap berbagai furnitur dan dekorasi khas ritel Swedia ini. Perusahaan menerima aplikasi dari calon penyewa dengan syarat berusia lebih dari 20 tahun hingga 3 Desember 2021.
Advertisement
Meskipun hanya berukuran 10 meter persegi, Ikea berupaya untuk memanfaatkan area yang tersedia semaksimal mungkin.
Tokyo sebagai salah satu kota terpada di dunia cocok dengan implementasi apartemen mikro. Beradasarkan pemerintah metropolitan Tokyo, tipe apartemen ini tepat bagi lebih dari 14 juta orang.
Dalam mempromosikan apartemen minimalis, Ikea menggunakan ikon seekor ikan hiu bernama Blahaj. Iklan dibuat dalam serangakaian video promosi yang dipublikasikan melalui platform Youtube.
Blahaj memiliki karakter yang menggambarkan agen real estat dengan spesialisasi tempat tinggal mungil. Pada klip, Blahaj memaparkan visinya terhadap apartemen ukuran mini denga bantuan anggota tim desain interior Ikea.
Â
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rekam Jejak di Sektor Properti
Ini bukan kali pertama Ikea terjun dalam sektor properti. Perusahaan peralatan rumah tangga asal Swedia mempunyai usaha patungan bernama BoKlok. Bisnis ini merupakan hasil kemitrran dengan perusahaan konstruksi Swedia Skanska.
Pada 2019, BoKlok meluncurkan gaya rumah baru untuk pasien demensia. Bangunan dirancang sehingga memungkinkan mereka tetap nyaman meski tinggal di rumah saja. Inovasi desain antara lain mengeluarkan cermin dari kamar mandi dan memasang peralatan dapur dengan kenop kuno, bukan kontrol digital.
Â
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement