Sukses

Lippo Karawaci Peroleh Outlook Rating Positif dari Moody’s

Sebelumnya, Lippo Karawaci memperoleh rating Stable.

Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) memperoleh outlook rating Positif dari Moody’s. Outlook ini diberikan setelah lembaga pemeringkat tersebut mengkaji ulang kinerja bisnis Lippo Karawaci, posisi finansial, dan likuiditas.

Sebelumnya, LPKR memperoleh rating Stable.

CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan, perseroan senang dengan outlook rating Positif dari Moody’s yang didukung perbaikan arus kas, kenaikan likuiditas, dan pra penjualan yang tinggi dari perusahaan.

"Perubahan outlook ini juga merupakan bukti implementasi tata kelola perusahaan yang baik dan kemampuan manajemen dalam mengembangkan industri properti dan bisnis kesehatan di Indonesia," jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (29/11/2021).

Outlook Positif merupakan bukti perbaikan arus kas operasi perusahaan holding melalui pertumbuhan yang kuat pada pra penjualan, penyelesaian proyek yang sedang berjalan, dividen anak perusahaan serta negosiasi ulang biaya subsidi sewa yang produktif.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Kinerja Perusahaan

Moody’s bahkan mencatat kemungkinan akan menaikkan rating Lippo Karawaci ke B2 dari B3 jika arus kas operasi pada level perusahaan holding berada di area positif dan LPKR tidak bergantung kepada penjualan aset, serta rasio hutang menunjukkan perbaikan.

Moody’s juga mencatat bahwa posisi kas LPKR cukup untuk menutupi biaya selama 18 bulan ke depan.

Pendapatan Lippo Karawaci selama 9 bulan pertama tahun 2021 naik 44 persen YoY (year on year) menjadi Rp 10,95 triliun dan EBITDA naik sebesar 84 persen seiring dengan pertumbuhan bisnis yang baik dalam pengembangan properti dan layanan kesehatan.

Sampai dengan 10 bulan pertama 2021, Lippo Karawaci membukukan pra penjualan sebesar Rp 4,4 triliun, sehingga pencapaian pra penjualan selama tahun 2021 diestimasi dapat mencapai Rp 4,7 triliun, dan pada tahun 2022 mencapai Rp 5,2 triliun.

Sampai dengan 9 bulan pertama tahun 2021, LPKR melaporkan posisi kas perusahaan holding ada di posisi Rp 2,3 triliun.

Video Terkini