Liputan6.com, Hong Kong - Bursa saham Hong Kong ditutup ke level terendah dalam lebih dari satu tahun pada perdagangan Senin, (29/11/2021). Hal ini seiring varian baru COVID-19 Omicron yang memicu kekhawatiran prospek pembukaan permbatasan dan pertumbuhan ekonomi.
Indeks Hang Seng turun 1 persen ke level terendah sejak 2020. Koreksi indeks Hang Seng melanjutkan tekanan yang terjadi pada Jumat pekan lalu. Indeks Hang Seng susut 2,7 persen pada Jumat pekan lalu. Saham Meituan pimpin penurunan setelah melaporkan rugi bersih yang melebar hingga September 2021.
Baca Juga
Kemudian diikuti saham operator kasino Makau Galaxy Entertainment Group Ltd dan Sands China Ltd setelah polisi menangkap raja junket kota itu.
Advertisement
"Indeks Hang Seng akan hadapi tekanan ke bawha dalam waktu dekat karena kurangnya katalis positif,” ujar Strategist Everbright Sun Hung Kai Co, Kenny Ng, dilansir dari yahoo finance, Senin (29/11/2021).
Ia menuturkan, varian omicron dapat hambat saham berkaitan dengan ekonomi lama antara lain keuangan, kasino dan konsumsi. “Sementara itu, saham ekonomi baru belum sepenuhnya keluar dari badai regulasi,” ujar dia.
Varian omicron yang telah mendorong negara-negara antara lain Jepang dan Israel untuk melarang wisatawan asing. Hal itu juga menambah ketidakpastian pembukaan kembali ekonomi Hong Kong.
Sentimen varian omicron menambah tekanan di tengah banyak laba dari perusahaan teknologi besar China yang mengecewakan dan tapering the Fed lebih cepat dari perkiraan.
Di sisi lain, Hong Kong akan mengharuskan pengunjung yang pernah ke tempat-tempat dengan kasus terinfeksi varian Omicron untuk dikarantina di fasilitas pemerintah selama tujuh hari sebelum karantina hotel selama dua minggu. Hal itu disampaikan Secretary for Food and Health Sophia Chan.
Adapun ia menuturkan kekhawatiran rencana pembukaan kembali perbatasan dengan China dapat berpengaruh.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bursa Saham Asia Tertekan
Indeks Hang Seng telah turun hampir 9 persen dari posisi puncak pada Oktober 2021. Sepanjang 2021, indeks saham acuan global ini turun lebih dari 12 persen.
Adapun Credit Suisse Group AG netral terhadap indeks Hong Kong seiring momentum pertumbuhan yang lemah di China.
"Tindakan keras peraturan di China tidak dapat dihindari dan akan terus berlanjut hingga pertemuan politik utama pada Maret memberikan penjelasan.,” ujar Chief Investment Officer Credit Suisse AG Asia Pasifik, John Woods pada pekan lalu.
Bursa saham Asia lainnya juga melemah. Indeks Jepang Nikkei turun 1,63 persen ke posisi 28.283,92. Indeks Topix susut 1,84 persen ke posisi 1.948,48. Demikian mengutip CNBC, Senin pekan ini.
Indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,92 persen menjadi 2.909,32. Indeks Australia tergelincir 0,54 persen ke posisi 7.239,80. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,41 persen.
Saham perjalanan tertekan pada awal pekan. Saham Japan Airlines susut 3,98 persen. Saham ANA Holdings melemah 4,09 persen. Saham Qantas Airways turun 2 persen. Saham Cathay Pasifik susut 3,55 persen. Di Singapur saham Singapore Airlines tergelincir 2,77 persen.
Advertisement